Agus Salim : Ketika Bilal Bin Rabah Di Bully Abu Dzar Al Ghifari

FOKUSATU-Masalah perundungan (bullying) kembali ramai dibicarakan masyarakat. Perilaku bullying adalah masalah besar didunia pendidikan. Setidaknya ada 4 kategori perilaku bullying yang perlu kita waspadai:

Pertama Bullying Fisik seperti memukul, mendorong, menjegal, menghancurkan barang dan lain-lain.

Kedua, Bullying Verbal, seperti meledek, mencaci maki, menghina, memfitnah dan lain sebagainya.

Ketiga, Bullying Sosial, seperti mengisolasi, mengabaikan, menghindari dan lain-lain.

Keempat, Cyber Bullying, seperti teror melalui media sosial, Telpon, SMS, tulisan, video dan lain sebagainya.

Hari ini banyak sekolah “kerepotan” menangani perilaku para peserta didiknya yang “gemar” membully, terutama bullying verbal (ujaran ejekan dan pelecehan). Menurut penelitian penulis di beberapa tempat, saat bermain games, setiap anak, setiap menit membully secara verbal teman bermainnya dengan mengucapkan kata-kata kotor, kasar, dan tidak pantas diucapkan.

Sungguh mengkhawatirkan jika perilaku bullying di lakukan oleh kaum terpelajar (siswa dan mahasiswa) yang seharus mereka dapat berperilaku sopan, baik perkataan maupun perbuatan.

Thomas Licona, salah seorang pakar pendidikan karakter berpendapat bahwa, salah satu penyebab hancurnya sebuah bangsa adalah meningkatnya perilaku kekerasan dikalangan generasi muda.

Sementara penyair Mesir Syauqi Bek mengungkapkan dalam salah satu bait syairnya,

” Sebuah bangsa akan tetap eksis jika tegak akhlaqnya, jika runtuh akhlaqnya, maka hancurlah bangsa itu”

Nabi Muhammad SAW, melarang seseorang atau kelompok melakukan bullying, oleh karenanya beliau sangat marah ketika Abi Dzar Al-Ghifary membully Bilal bin Rabah si pengumandang adzan pertama di masa Rasulullah.

Kok bisa Abu Dzar Al-Gifari membully? bagaimana kejadiannya?. Mari simak kisahnya!

Pada suatu hari Abu Dzar, salah seorang sahabat Rasul memanggil Bilal dengan sebutan “Hai anak hitam”. Rupanya Bilal tersinggung. Ia tidak menjawabnya, lalu pergi menemui Rasulullah.

Mendengar cerita Bilal, wajah Rasulullah berubah. Beliau tidak senang dengan apa yang dilakukan Abu Dzar. Lalu Rasulullah pergi ke masjid. Saat melewati Abu Dzar, beliau tidak menyapanya.

Abu Dzar merasa bersalah Rasulullah marah kepadanya. Lalu ia memberanikan diri menyapa Rasulullah dan menanyakan kenapa beliau marah kepadanya. Rasulullah berkata, ” Wahai Abu Dzar, kamu telah menghina Bilal dan asal usulnya. Ketahuilah Abu Dzar, sebelumnya kamu jahiliyah dan hingga kini masih ada sisa-sisa kejahilyahan pada dirimu.”

Mendengar komentar Rasulullah, Abu Dzar Al-Gifari langsung menyesal dan menangis. Ia memohon agar Rasulullah berkenan memaafkannya dan memohon ampun pada Allah SWT. Tak lupa ia segera menemui Bilal dan meminta maaf. Bahkan ia menempelkan pipinya ke tanah sambil berucap, ” Injaklah pipiku ini, ya Bilal, sesungguhnya kamu orang terhormat dan aku orang yang hina.”

Apa yang dilakukan Bilal? Apakah ia menginjak pipi Abu Dzar?

Disinilah kebesaran jiwa Bilal tampak, Bilal mencium kepala Abu Dzar, menarik tangannya dan memeluk Abu Dzar erat-erat. Bilal memaafkan Abu Dzar yang berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Dari kisah diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa:

1.Agama Islam melarang perilaku bullying dan Rasulullah sangat membenci perbuatan tersebut.

2. Bullying adalah perilaku Jahiliyyah yang harus ditinggalkan

3. Korban Bullying harus dilindungi dan diterima perasaannya

4. Pelaku bullying harus disadarkan bahwa perbuatannya membully orang lain adalah perbuatan tercela.

5. Pelaku bullying harus meminta maaaf kepada korban bullyingnya dan berjanji tidak akan mengulangi.

Mari kita bekerja sama mencegah bullying terjadi dirumah, disekolah dan dilingkungan. Jangan biarkan anak anak kita menjadi pelaku, penonton dan korban bullying.

Jangan biarkan aksi kekerasaan seperti penganiayaan, pelecehan, pencabulan, pemerasan, tawuran bullying, dan tindak kekerasan lainnya terjadi dan mencemari sekolah kita.

Oleh : Agus Salim (Pembina Kesiswaan SDIT Misbahussudur Citayam Bogor)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

54 − = 50