FOKUSATU- Azis Khafia yang biasa di sapa Bang Azis menyampaikan tausiah dan nasehat menjelang Romadhan kepada Kaum Betawi,Sabtu (18/03).
“Rowahan berasal dari kata ruh atau arwah, yang kemudian bagi kaum Betawi disandarkan menjadi nama bulan dalam penanggalan hijriah.
Orang betawi memiliki sebutan sendiri untuk nama bulan dalam hijriah, bulan Sya’ban bagi orang Betawi disebut dengan bulan rowah.
Maka kemudian tradisi keagamaan ini telah menjadi tradisi dan budaya turun temurun kaum Betawi” demikian Bang Azis mengurai hikmah Rowahan Kaum Betawi.
Rowahan kaum Betawi kali ini digelar di Perkampungan Budaya Betawi Setubabakan Jakarta. Bang Azis memberikan. Bang Azis memberikan pesan kepada kaum Betawi untuk mengingat bahwa kematian bukanlah akhir segalanya.
Bahasa betawinya “kite mati bukan kaya gedebong pisang, maka di acara Rowahan ini hadir ruh nya para pejuang Betawi, menyaksikan kita semua disini. Lebih lanjut Bang Azis menceritakan tentang tokoh Betawi yang meski berbeda pandangan politik dan ideologi namun dalam hal kebetawian keduanya tetap bersahaja dan bersahabat dengan baik, semisal Ridwan Saidi yang merupakan tokoh Masyumi dengan Mahbub Djunaedi yang merupakan tokoh NU, keduanya berseberangan dalam beberapa pandangan tentang politik dan sikap politiknya namun tetap bersahaja dan bersahabat baik.
Disebuah Acara usai saling berdiskusi cukup panjang dan panas, Ridwan Saidi pulang lebih awal, ketika Mahbub hendak pulang ia melihat botol kecap milik Ridwan Saidi tertinggal maka tanpa fikir panjang malam-malam Mahbub mendatangi rumah Ridwan Saidi. Ridwan kaget melihat malam-malam Mahbub datang ke rumahnya, “Lu ngapain malem-malem kemari bo?” Kata Ridwan penasaran. Mahbub dengan santai menjawab “Nih kecap punya lu ketinggalan, gua kuatir lu ga bisa tidur mikirin kecap ntar..”, sambil ngeloyor pamit pulang. Demikian pesan kebersamaan tokoh Betawi yang disampaikan Bang Azis di acara Rowahan Kaum Betawi.
