Azis Khafia : Betawi Dan Proklamasi

FOKUSATU-Jakarta tahun 1945 masih lengang dan rimbun dengan berbagai macam pohon nan rindang. Penduduknya pun masih di dominasi kaum melayu Betawi, yang dikenal _egaliter (terbuka), religius, toleran dan humoris_. Inilah karakteristik kaum Betawi yang mudah dikenali hingga kini Pertama,kaum Betawi termasuk masyarakat dengan stratifikasi terbuka (egaliter).

Karenanya ia bisa menerima dan berbaur dengan ragam budaya manapun, baik lokal maupun internasional, hal ini bisa kita lihat dari corak budaya Betawi yang mengadopsi budaya Arab, Tionghia, portugis, belanda, jerman dan lainnya, baik dari atraksi seni budaya, fashion, kuliner bahkan bahasa.

Kedua, Kaum Betawi memiliki kesamaan komitmen keagamaan dengan masyarakat Aceh, keduanya sama-sama memiliki fanatisme agama (Islam) yang kuat, meski Betawi menyerap budaya material dan immaterial dari suku dan bangsa lain, namun untuk keyakinan agama (keimanan/ aqidah) tetap tidak berubah dan goyah, inilah yang menjadi sumber kekuatan Tanah Betawi sulit di jajah secara aqidah, masyarakat Betawi tetap memeluk ajaran Islam. Islam menjadi salah satu untuk mengidentifikasi dan syarat seseorang dinamakan Betawi atau bukan._

Ketiga, Toleran, meski memiliki fanatisme agama yang kuat namun pila keagamaan kaum betawi sangat luwes (toleran), karena ia menganut Ahlussunnah wal jamaah, yang cenderung fleksibel, lentur dalam pengamalan agama, sehingga ia bisa hidup berdampingan dengan agama dan suku manapun secara damai dan agama lainpun merasa nyaman berinteraksi dengan kaum Betawi._Keempat_, Humoris, Kaum Betawi dikenal dengan masyarakat yang ceria, jenaka dan sederhana dalam kesehariannya, apa yang dihati itulah yang terucap, segalak apapun orang Betawi ia pasti memiliki sisi humor _(sense of humour)_ dalam kesehariannya, Karena ucapan dan dialog kaum Betawi mudah dicerna oleh seluruh pelosok Nusantara, selain karena bahasa betawi adalah ngoko nya bahasa Indonesia, humor atau banyolan Betawi mudah dicerna. Inilah secara singkat tipologi masyarakat Jakarta dan sekitarnya pada masa kemerdekaan, ketika Proklamasi akan dikumandangkan di Jalan Pegangsaan nomor 56 pada bulan romadhan saat itu, maka diantara masyarakat yang paling sibuk adalah saat itu adalah masyarakat Betawi.

P ara Ulama dan Habaib melalui toa masjid, mushola dan Majlis Ta’lim mereka, menyerukan kepada jamaah untuk menghadiri proklamasi di Pegangsaan, sedangkan yang tidak bisa hadir langsung diminta untuk mengibarkan kain kibaran warna merah putih seadanya. Singkatnya proklamasi dihadiri oleh masyrakat Jakarta dan sekitarnya, itulah masyrakat Betawi yang dengan militan mengawal kemerdekaan Republik Indonesia. Dirgahayu Indonesia 77, semoga Indonesia makin maju dan rakyatnya makin sejahtera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

60 + = 66