CATATAN ABAH ASLUK : USULAN DIUNDURNYA JADWAL PEMILU

FOKUSATU-Usulan di undurnya jadwal pemilu, di curigai atas pesenan oligarki menggunakan sebagian orang partai, menjual nama Presiden Jokowi sebagai umpan nya dan di tanggapi sebagai pemerintah solar tak tahu menahu.

Usulan dimundurkan nya jadwal pemilu yang sedianya terselenggara di tahun 2024 akan diundur menjadi tahun 2028 adalah wacana dari sebagain orang-orang partai politik yang tega mengorbankan nama presiden Jokowi demi mempertahankan ambisi dan jabatannya.

Kenapa mereka tega hanya menjual nama persiden Jokowi ?

Selain pasti tawaran yang menggiurkan bagi ambisi siapapun termasuk persiden Jokowi sendiri. Namun penting diketahui, bahwa istilah “perpanjangan masa jabatan persiden” itu hanya suatu istilah yang terselubung”, yang dalamnya memuat kepentingan orang-orang partai dan oligarki yang ingin mempertahan kekuasaan dan keuntungan materi lebih lama dari yang telah ditentukan negara lewat konsitusi.

Karena yang sebenarnya terjadi, dengan diundurnya jadwal pemilu bukan hanya akan memperpanjang masa jabatan persiden Jokowi saja, tapi secara otomatis akan memperpanjang masa jabatan mentri-mentri dan seluruh anggota parlemen juga para pejabat lainnya termasuk orang-orang yang selama ini mengais limpahan rezeki.

Namun karena mungkin mental pengecutnya, isu ini tetap diberi nama “perpanjangan masa jabatan persiden Jokowi”. Nama Jokowi dipertaruhkan oleh mereka untuk melawan konsitusi, dengan harapan dapat meraih dukungan dari masyarakat yang lebih luas setidaknya masyarakat pendukung Jokowi tak terkecuali para tokoh PDIP dan ibu Megawati.

Maka berbagai alasan pun secara sengaja dan terbuka umumnya mencatut nama persiden Jokowi. Diantaranya sebagai berikut :

1. Selama 3 tahun Krisis civid 19 kerja persiden Jokowi terganggu
2. Belum ada calon persiden pengganti yang bisa menyamai Jokowi”,
3. Mayoritas masyarakat puas menurut survai oleh kerja Jokowi”
4. Wacana usulan tersebut pun telah disetujui Jokowi
5. Persiden Jokowi perlu menuntaskan kerjanya sampai selesai
6. Jika Jokowi diberi perpanjangan masa jabatan ekonomi dan pembangunan akan lebih baik
7. Viral di media Jokowi pun sudah menanggapi bahwa usulan itu sah-sah saja dalam demokrasi, dan lain lain.

Bahan nya, jika masyarakat tetap menolak karena dianggap sebuah wacana yang Ilegal dan menentang konsitusi, maka yang tersisa hanya nama Jokowi sendiri sebagai korban nya. Adapun mereka (yang mewacanakan) akan “cari aman” dengan berkilah seolah-olah bukanlah masalah. katanya, “itu hanya wacana biasa dan wajar dalam demokrasi”

Meminjam istilah persiden Jokowi wacana tersebut adalah sebuah tamparan pada mukanya hal demikian bisa benar-benar jadi kenyataan. Artinya jika tidak segera dihentikan, sangat potensial akan jadi boomerang bagi persiden Jokowi sendiri.

Upaya-upaya menghalalkan segala cara ini akan dipandang masyarakat, seolah disetir oleh persiden Jokowi sendiri yang secara sembunyi-sembunyi menggunakan suara sebagian orang partai demi menyelamatkan ambisi diri dan kepentingan oligarki. Meski yang sebenarnya terjadi mungkin saja sebaliknya. Persiden Jokowi lah yang dipengaruhi, lalu nama Jokowi dieksploitasi, para pendukungnya diming-imingi secuil materi dan rakyat luas diteror oleh survai, media, cerita para normal dan suara tokoh agama.

Namun dari semua tingkah polah di atas. Ada yang menarik dipertahatikan berkaitan dengan tanggapan ambigu pemerintah, Responnya ada yang seolah penuh haru, berlaga tak tahu menahu dan kadang pura-pura tidak setuju. Diantranya sebagai berikut :
Pak Mahfud md “pemerintah tetap fokus menyiapkan pemilu 2024”
Pak Tito “pemilu tetap dilaksanakan sesuai jadwal”
Pak Jokowi “saya tidak berminat memperpanjang masa jabatan, adapun wacana penundaan pemilu wajar katanya dalam demokrasi”
Eh, di lain pihak Pak Luhut yang notabene bagian dari pemerintah juga “ngotot pemilu mau diundur dengan lusinan alasannya

Hasil Sementara ?

Dan hasil sementra dari wacana ini adalah. Para Buzzer semakin riuh saling mencaci, kegaduhan tak berhenti, polarisasi makin menjadi dan kecurigaan Masyarakat bahwa negara dalam kendali oligarki sungguh tak bisa dibendung lagi.

Semua itu hanya hasil Sementara di awal babak pertama dan tentu saya pun masih menunggu hasil akhirnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

13 − 5 =