CATATAN ABAH ASLUK: KENAPA UNI EROPA MEMILIH BERSIKAP MENGIKUTI AMERIKA DALAM SOAL KONFLIK RUSIA VS UKRAINA

FOKUSATU-Pertanyaan ini penting dijawab, karena umumnya orang memberi jawaban singkat saja, katanya “Jerman dan negara-negara Eropa adalah sekutu Amerika dan sebagian diantara mereka adalah anggota NATO”

Jawaban singkat di atas tidaklah salah, tapi masih menyisakan pertanyaan lanjutan. Apakah benar hanya kartu keanggotaan organisasi yang mempersatukan mereka ?. Karena itu, mari kita bahas bersama .

Terlebih dahulu saya akan fokus membahas Jerman dan negara-negara Eropa tengah yang sangat membutuhkan Gas alam dan minyak Rusia yang sangat strategis keberadaannya untuk menyokong keberlangsungan hidup industri dan kebutuhan rumah tangga warganya. Tapi kenapa Jerman dan negara Eropa begitu berani menyerang Rusia terutama dengan sanksi-sanksinya serta terlihat begitu manut pada titah Amerika.

Apakah tidak takut Gas Alam dan minyak yang begitu dibutuhkan mereka dihentikan oleh Rusia ?

Apakah siap mengorbankan dalam negeri mereka demi menjukan loyalitas pada Amerika dan sesama negara anggota ?

Atau justru sebenarnya mereka sedang membuat siasat, yang menurut Uni Eropa akan jauh lebih menguntungkan jika ikut Amerika untuk bersama-sama menekan Rusia.

Lalu Apakah keuntungan yang ingin mereka dapatkan dari perang Rusia vs Ukraina ?

Pertama, “Membeli semurah-murahnya dan menjual semahal-mahalnya” adalah prinsip ekonomi yang ingin selalu didapatkan negara Eropa terhadap siapapun.

Namun kini harga pembelian Gas Alam sebanyak 55%, minyak bumi 35% dan batu bara 50% dari Rusia dianggap tidak terlalu murah bagi industri mereka yang sedang mengimbangi rendahnya daya beli masyarakat dunia, apalagi di tengah persaingan dengan China yang berhasil merebut pasar dengan harga barang yang lebih murah. Maka salahsatu cara agar industri mereka dapat lebih bersaing lagi, adalah dengan menekan harga bahan baku dan biaya sumber energi. Karena bagi Eropa, jika harus menurunkan harga jual barang produksi semisal yang dilakukan China tidaklah mungkin.

Dalam bayangan Eropa, bahwa dengan diboikotnya Rusia oleh berbagai negara, ia akan kehilangan “demand” atau pasar bagi berbagai barang termasuk “Supply” Gas alamnya. Maka konsekuensi hukum ekonomi pun akan berlaku, yaitu, saat negara “Supply” kehilangan “demand” secara otomatis harga barang yang dijualnya akan turun. Siasat Eropa ini akan berlaku setidaknya pada jalur gas Nord Stream 2 yang sampai hari Ini belum beroperasi dengan kapasitas 55 miliar meter kubik Gas Alam per tahun nya.

Kedua, karena posisi Rusia saat Ini boleh disebut setara dengan Uni Eropa. Konsekuensinya, Eropa tidak bisa menekan begitu saja pada Rusia semisal yang terjadi pada negara-negara lemah pemasok sumber daya alam baik yang ada di Asia atau Afrika. Di lain pihak Eropa sangat tidak mau jika dalam perdagangan barang alam dunia yang menentukan harga bukan dirinya. Maka hanya satu kesempatan jika harga ingin ditentukan mutlak oleh negara-negara Eropa, adalah dengan menurunkan terlebih dahulu posisi ekonomi negara penjual serendah-rendahnya.

Dan perang Rusia – Ukraina akan dijadikan kesempatan emas bagi Eropa untuk menjatuhkan Rusia melalui berbagai sanksi ekonomi dari AS dan NATO. Sekaligus demi menguras uang dan sumber daya ekonomi Rusia karena sangat mahalnya harga invasi yang dilakukan Putin pada Ukraina. Tidak heran jika Eropa dan AS terus memprovokatori Putin agar semakin emosi melakukan invasi.

Putin dan Ukraina dijebak AS dan Uni Eropa agar mau perang militer dan masing-masing bernafsu ingin menjadi pemenang di Medan tempur. Namun AS dan Uni Eropa sendiri hanya ingin menjadi Pemulung keuntungan dari perang ini dan cukup memposisikan diri sebagai penonton plus provokator.

Apabila presiden Putin terlalu fokus terhadap target kemenangan militer saja, maka berbeda bagi AS dan Uni Eropa yang hanya berfokus pada target keuntungan materi dan sama sekali tidak peduli dengan korban jiwa juga kekalahan atau kemenangan para serdadu di Medan laga.

Kenapa Uni Eropa seakan tidak khawatir diputus Sumber energinya oleh Rusia ?

Menurut saya Uni Eropa bukan tidak cemas soal risiko kemungkinan diputusnya sumber Gas Alam oleh Rusia. Namun mereka sedang berspekulasi, dalam hitungan mereka sekalipun Rusia terus ditekan berbagai sanksi oleh AS dan NATO, presiden Putin tidak akan berani memutus jalur Gas Rusia-Jerman. Karena secara ekonomi pemutusan sepihak itu justru tidak hanya akan merugikan Eropa saja tapi akan berdampak juga pada Rusia.

Diantara dampak negatif bagi Rusia jika berani melakukan pemutusan kontrak pasokan energi sebagai berikut :

1. Selain Rusia pasti akan kehilangan sumber pemasukan ratusan triliun dari penjual Gas alam sebanyak 55%, minyak bumi 35%, dan 50% batu bara. Rusia pun terancam harus melakukan kontrak ulang jika perang selesai dan jalur Gas Alam akan diaktifkan kembali. Pembuatan perjanjian atau kontrak baru malah akan memberi peluang bagi negara pembeli (Eropa) untuk menekan harga pada Rusia dari yang sekarang telah disepakati.

2. Lazim dalam hukum perjanjian, Rusia pasti akan dikenakan kewajiban mengganti semua kerugian akibat pemutusan kontrak secara sepihak jika penjualan akan dilanjutkan kembali.

3. Amerika Serikat akan memiliki peluang untuk memasukan Gas Alam ke jerman dari Norwegia, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Sebab Sejak satu dasawarsa lalu, AS meminta Uni Eropa agar berusaha menyatukan pasar gas, dengan mewajibkan Gazprom perusahaan energi multinasional milik Rusia hanya menjual gas sampai perbatasan. Rusia tahu dari sejak awal sudah ada semacam kompetisi antara Uni Eropa dan AS yang ingin membangun pasar dengan harga yang seragam, dan Gazprom Rusia yang ingin menetapkan harga yang berbeda-beda di setiap negara.

Sejauh Ini rupanya Spekulasi Eropa terbukti. Dapat disaksikan bersama, 11 hari perang Rusia vs Ukraina terjadi yang disusul dengan berbagai sanksi dari AS dan sekutunya pada Rusia, rupanya presiden Putin masih tidak berani memutus jalur gas alam baik nord stream 1 dan atau nord stream 2. Begitupun dengan pasokan minyak dan batu bara masih terus dikirim Rusia ke negara Eropa.

Apakah hanya soal Gas alam, Minyak Bumi dan batu bara saja kepentingan Uni Eropa pada Rusia ?

Sudah tentu Ada banyak kepentingan selain soal sumber energi. Eropa juga berkepentingan pada gandum, mesin, logam dll dari Rusia.

Namun ada hal lain yang tidak kalah penting selain soal ekonomi. Yaitu soal keamanan kawasan, artinya melalui perang Rusia vs Ukraina, Uni Eropa akan mendapat sejumlah keuntungan strategis dari sisi keamanan dan pertahanan.

Selama ini Rusia dianggap sebagai ancaman bagi Eropa karena persenjataan dan militernya yang kuat. Namun, melalui perang ini Eropa ingin menguras energi pertahanan Rusia sampai habis. Sekaligus dapat melihat sejauh mana strategi peperangan Rusia secara langsung. Terutama dalam peperangan udara, karena Rusia populer dalam peralatan tempur udara yang dapat mengimbangi Amerika terutama pesawat dan senjata Hipersoniknya.

Selain pasti tidak mau terlibat langsung, alasan di atas pun salhsatu sebab Uni Eropa belum mau menutup wilayah udara Ukraina untuk pesawat tempur Rusia meskipun terus dimohon presiden Volodymyr Zelensky. Namun dalam soal Ini untungnya Putin belum benar-benar terpancing, militer Rusia masih menahan diri melakukan invasi di 11 hari terakhir ini dengan tetap menggunakan pasukan darat dan belum sepenuhnya menggunakan kekuatan udara dan lautnya.

Dari sekian banyak keuntungan, apakah tidak ada kerugiannya ?

Hakikatnya semua perang itu pasti merugikan kedua belah pihak dan selalu berefek pada semua orang yang ada disekitarnya.

Namun karena ambisi dan ego, Uni Eropa seperti tidak sadar dengan berbagai boomerang yang akan terjadi, semisal soal pengungsi, terganggunya berbagai Kegiatan, kematian dan ancaman keamanan kawasan hingga akan menyebabkan perpindahan modal dari para investornya karena di Eropa sedang krisis akibat perang Rusia vs Ukraina. Dan biasanya para pemilik modal Eropa itu berpindah ke Amerika dan sebagian kecil memilih negara Asia .

Penutup

Itulah sebagian alasan kenapa Uni Eropa mengikuti Amerika dalam soal menyikapi konflik militer Rusia vs Ukraina. Soliditas mereka terjadi karena merasa ada keuntungan yang dapat diperoleh bersama. Uni Eropa akan menjadi negara pemulung atau semacam “burung Nasar” yang mendapat makanan dari daging hewan lain yang mati akibat bertikai bahkan bangkai saudaranya sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

71 − = 64