Agus Fatah : Tragedi Literasi

FOKUSATU-Apa bencana terbesar kehidupan yang anda ketahui pernah terjadi?. Ada bencana terbesar selain Tsunami pernah terjadi di muka bumi. Bencana terbesar tersebut adalah tragedi literasi. Izinkan saya menceritakannya.

Ada dua tragedi literasi terbesar yang pernah terjadi dimuka bumi ini. Pertama, Penghancuran perpustakaan terbesar didunia oleh pasukan Mongol. Perpustakaan yang diberi nama Baitul Hikmah (Rumah Kebijaksanaan) tersebut didirikan oleh Dinasti Abassiyah pada abad ke 2 hijrah (9 Masehi) dimasa pemerintahan Khalifah Harus Al-Rasyid.

Perpustakaan yang sangat besar dan ramai pengunjungnya itu dihancurkan oleh pasukan Monggol. Mereka memusnahkan buku-buku lambang kekayaan dan kejayaan peradaban Islam selama berabad-abad ke sungai Dajlah hingga air sungai itu tampak berwarna hitam pekat disebabkan oleh tinta kitab-kitab yang tenggelam didasarnya. Sungai Dajlah yang begitu luas dipenuhi buku untuk dijadikan jembatan penyeberangan bagi pasukan Monggol dan pasukan berkuda yang jumlahnya sangat banyak. Pasukan Monggol juga membakar semua kitab-kitab khazanah intelektual Islam itu.

Tragedi literasi terbesar kedua di dunia adalah penghancuran perpustakaan lambang kejayaan Islam di Granada Spanyol.
Granada, pada zaman keemasan Islam di Eropa menjadi pusat peradaban dan Ilmu pengetahuan.

Di kota ini berkumpul para intelektual dan pemikir Islam, perpustakaan, pengarang, dan juga tempat dikumpulkanmya riset dan penelitian tentang ilmu pengetahuan dan Islam. Perbendaharaan buku yang tersimpan di Granada saat itu, dalam daftar pemerintah kurang lebih berjumlah 600.000 jilid dengan berbagai ukuran dan beragam topik bahasan.

Pada tahun 1492, Granada jatuh ke tangan penguasa baru, kolaborasi Katolik dan Protestan. Pusat ilmu pengetahuan Islam di Eropa itu pun menjadi sasaran pemusnahan. Kardinal Gemenis memerintahkan pasukannya di Spanyol mengumpulkan seluruh buku buku tentang Islam dan semua yang berbau Arab untuk dibakar. Buku buku tersebut, yang jumlahnya diperkirakan lebih dari satu juta dikumpulkan di tengah lapangan kota Granada dan dimusnahkan dengan diiringi upacara keagamaan.

Dan perintah itu terus mereka bawa, baik Spanyol dan Portugis saat melakukan penjajahan sampai ke Nusantara. Mereka memusnahkan kekayaan khazanah ilmu pengetahuan Islam yang ditulis sendiri oleh ulama-ulama besar pada zaman itu. Karya para ulama itu, dirampas, dijarah untuk melemahkan dan meruntuhkan akidah ummat Islam.

Itulah dua tragedi literasi terbesar yang pernah terjadi di muka bumi. Akibat dua tragedi literasi tersebut perkembangan ilmu pengetahuan menjadi mundur seratus tahun, demikian seorang ahli sejarah mengomentarinya.

Tragedi literasi dimanapun, kini dan nanti, tidak boleh terulang kembali, sekecil apapun tragedi itu akan berdampak besar pada perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Generasi muda hari ini harus dididik sadar literasi agar mereka mengetahui betapa melimpahnya khazanah ilmu pengetahuan negeri ini yang harus mereka pelajari dan diteliti untuk menemukan intisari jati diri bangsa ini, sebagai sumber inspirasi dalam membangun dan menjayakan kembali negeri.

NKRI harga mati, budaya literasi harus dihidupkan sejak dini.

Penulis :Agus Fatah ( Founder Salman Literacy Agency)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

8 + 2 =