Japar Sidiq : Ramadhan Yang Membekas

FOKUSATU-Ada kata-kata menarik yang menyadarkan kita akan hal ini, “Kun rabbaniyyan, wa la takun ramadhaniyyan” Jangan menjadi manusia Ramadhan, yang kuat ibadahnya karena berada di bulan Ramadhan saja, karena setelah bulan itu berlalu, ia tak akan mengalami perubahan hidup untuk menjadi lebih bertaqwa.

Namun jadilah manusia pasca Ramadhan yang memiliki nilai kepribadian diri, penghambaan kepada Allah Ta’ala yang tak kenal henti, menjadi manusia bertaqwa tanpa batas, sesuai target yang diharapkan dari penggemblengan yang dilakukan selama sebulan. Dengan syaratnya, ia harus menjadi hamba Allah Ta’ala yang bobot ibadahnya terus meningkat, sekali pun ia telah berada di luar bulan Ramadhan.

Ramadan memang sudah pergi, karena datang dan pergi sudah merupakan bagian dari sunnatullah dalam kehidupan ini. Memang dalam sebelas bulan ke depan, tak ada puasa wajib seperti di bulan Ramadhan lagi, tapi masih ada amalan puasa sunnah 6 hari Syawal, puasa sunnah Senin& Kamis, puasa ayyamul bidh dsb.

Qiyamul lail juga masih tetap bisa kita lakukan. Sholat yg menempati posisi kedua setelah sholat fardhu dan disebut sebagai tradisi dari orang2 sholih.

Tilawah Alquran yg tak pernah tinggal sewaktu Ramadhan, hingga mampu mengkhatamkan beberapa kali, sudah menjadi rutinitas seiring hembusan nafas. maka setelah Ramadhan bagaimana?akankah prestasi tilawah Quran tetap dipertahankan hingga kelak jumpa dengan Ramadhan berikutnya?

Infaq dan sedekah yang begitu ringan dan rutin kita keluarkan, hingga tangan kiri tidak mengetahuinya, akankah berlanjut dan menjadi kebiasaan setelah Ramadhan? Amal ibadah yang menjadi rutinitas kita selama sebulan Ramadan diharapkan memang sudah menjadi sebuah kebiasaan. Sehingga ketika Ramadhan telah berakhir, kita tak mengalami kesulitan untuk memulainya kembali.

Mumpung masih hangat aura Ramadhan kita, mari kita hidupkan kembali rutinitas baik kita itu. Menjadikan amalan-amalannya sebagai sebuah kebiasaan, sekali pun sedikit, yang penting kita memiliki amalan andalan dan rutin menjalankannya. Karena barang siapa yang memiliki amalan rutin yang baik, selamanya ia tak akan mengalami kerugian, sekalipun ia terkena uzur, pahala tetap mengalir untuknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

40 + = 46