Oknum LSM Pendidikan Diduga Sering Kepala Sekolah

FOKUSATU – Oknum lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak dibidang pendidikan sudah serusnya ikut menyokong dan bersinegi dengan para kepalah sekolah(Kepsek),bukan sebaliknya, malah sering menakut-nakuti(Kriminlisasi)demi keutungan pribadi.

Bertempat didepan Kejaksaan Negeri Kota Depok Hery Asongan salag satu komponen pemuda dan pengiat pendidikan Selasa, (30/7) adakan orasi.

Dalam orasinya Hersong mengatakan, ada LSM seperti ini harus kita hajar karena mereka cari makan di sekolah buang air besar juga di sekolah.

Saya berharap minggu depan masalah ini harus sudah selesai karena anak-anak kita terganggu dengan adanya permasalahan yang tidak jelas,” tegasnya

Lebih lanjut Hersong berujar, dirinya akan mencoba mencari tau apa motif dari LSM Pendidikan yang mencoba melakukan kriminalisasi terhadap seluruh kepala sekolah.

“Saya akan mencoba mencari tau apa masalahnya kenapa hanya satu LSM tetapi bisa memporak porandakan dunia pendidikan di kota depok, ” ucap lelaki pemerhati pedagang kaki lima ini.

Kami meminta agar pengadilan dapat lebih arif lagi jangan sampai kedepannya ada lagi lsm-lsm yang tidak jelas menimpa para guru dan kepala sekolah SMP dan SMA terutama sekolah negeri di kota Depok, ” tegasnya.

Mereka berjualan buku macam- macam juga atribut sekolah lainya, kalau tidak mengambil dari mereka para kepsek tetap harus membayar kemereka dan harus, apa ini.

Sementara ditempat lain Kepala Sekolah SMAN 4 Kota Depok Umar mengatakan bahwa kepala sekolah merupakan ujung tombak dari pengelolaan di dunia pendidikan jadi bagaimana sekolah tersebut dapat maju dan mempunyai prestasi daya saing baik sekolah yang di kota depok maupun yang di luar kota depok itu semua ada di pundak kepala sekolah.

Kaitannya dengan tuduhan LSM Pendidikan yang di alamatkan kepada para kepala sekolah pihaknya mengatakan bahwa sumbangan di tiap-tiap sekolah itu berbeda-beda tergantung dari kebutuhan masing-masing sekolah.

“Kami di SMAN 4 itu sumbangan hanya Rp 250 ribu kenapa di SMAN 1 itu mencapai Rp 400 karena kebutuhannya berbeda,” katanya.

Di katakan bahwa untuk menunjang proses belajar mengajar dikatakan bahwa alokasi dana BOS itu per siswa Rp 4 juta baru dapat berjalan normal.

“Uang itu di pergunakan untuk keperluan sekolah untuk guru honor ,bayar ob, uang kebersihan,bayar satpam di tempat kami saja bayar listrik sampai Rp 30 juta dan seharusnya sekolah itu pakai ac karena depok itu panas kalau ada siswa belajar kipas-kipas itu sudah menggangu konsentrasi anak belum lagi bayar wifi,” jelasnya.

“Masyarakat jua harus tau bahwa saat ini dana BOS yang di terima pihak sekolah itu sebesar Rp 1.4 juta tidak ada tambahan baik dari Pemkot Depok maupun Propinsi, kalau dulu kita dapat tambahan dari propinsi itu Rp 700 ribu tapi sekarang tidak lagi,” tandasnya.(Rudi.Harahap).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

78 + = 85