FOKUSATU – Sejak pertama kali dilantik sebagai Wali Kota Depok, KH Muhammad Idris sangat Apresiatif terhadap seluruh Wartawan yang meliput di Kota Depok.
Walikota berupaya membuat nyaman setiap insan Pers yang memiliki tugas mulia yang setia beritakan kegiatan Pemkot Depok juga kegiatan masyarakat
saat itu Idris Sang Walikota berjanji mendirikan BALAI WARTAWAN untuk memudahkan komunikasi antara Wartawan dengan Walikota dan jajaran.
Tapi sayang ucapan dan janji ketika itu dirusak oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) yang gagal paham.
Keinginan Walikota,ini tidak diemplementasikan selaku Dinas yang bersentuhan langsung dengan Insan PERS.
Karena sudah tahun ke 4 Balai Wartawan hanya isapan jepol alias nihil.
Tidak perna ada pengajuan anggran di pagu Diskonfo,rencana atau program pembangunan gedung kebagaan Insan Jurnalis yang bernama ” Balai Wartawan “, Ini sangat disayangkan.
Tapi ya sudahlah. Toh, Kepala Diskominfo menyediakan ruangan sementara untuk para pekerja Pers, tepatnya di ruang Kerja TAGANA Tentu tawaran itu sedikit meredakan emosi wartawan.
Kendati belum memiliki BALAI WARTAWAN mereka dapat kerja nyaman, lebih mudah, dan akses internet yang luas.
Sayang tawaran tersebut cuma sekadar basa-basi. Cuma meredakan amarah walikota. Cuma lips service. Hanya untuk cari muka.
Prakteknya wartawan kesulitan mengakses ruang Kerja TAGANA. Ruang selalu terkunci.
Sehingga Wartawan yang meliput di Balaikota Depok masih keleleran di taman, di parkiran, di kantin, di masjid dan di banyak tempat.
Ironisnya apa yang mereka tulis kebanyakkan informasi dan Berita positif tentang Kota Depok, program Walikota dan banyak lagi.
Di mata saya, kewibawaan Walikota tengah dipelorotkan anak sendiri hanya karena ingin membuat bapak senang. Padahal, tidak pernah sekalipun terbersit pada benak Kepala Diskominfo ingin mempermudah tugas pewarta.
Diskominfo masih menggunakan tagline ‘Kalau Bisa Dipersulit Kenapa Harus Dipermudah’.
Oleh Joko Warinyo Kabiro Depok SKU Jaya Pos
Save2019.Wartawan Depok Bersatu .(Rudi. Hrp).
