Jelang Pemilu 2024, Bawaslu Jakpus Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Untuk Pendidik

FOKUSATU– Menjelang Tahapan Pemilu Serentak 2024 Yang sudah dimulai, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta Pusat mengadakan sosialisasi pengawasan partisipatif,Senin, 29 Mei 2024 Di hotel Aryaduta Jakarta Pusat.

Cecep A Rukman selaku pengampu kegiatan ini ,Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat (Parmas) Bawaslu Jakarta Pusat mengatakan kepada media ,” Acara ini bertemakan Peran Pendidik bagi pemilih pemula dalam pengawasan partisipatif pada pemilihan umum tahun 2024 dan berlangsung dari pagi hingga sore.

M Halman Muhdar selaku Ketua Bawaslu Jakarta Pusat memberikan sambutannya pada acara ini, Menurutnya Esensi demokrasi menjadi tolak ukur apakah pemilu kita berjalan secara demokratis.

Sehingga Sistem pemilihan kita harus mengacu kepada nilai nilai demokratis, dilaksanakan secara langsung umum, jurdil dan bebas rahasia.

14 Februari 2024 adalah hari pencoblosan, untuk itu adik adik kita memerlukan pandangan dan gagasan untuk berjalannya Pemilu yang baik.

Menurut Halman Tidak tepat jika kita hanya mengawasi pada tahapan akhir saja, untuk itu perlu pengawasan dari awal tahapan, seperti pengawasan DPS, dan DPS Hasil Perbaikan. Untuk itu harapannya anak anak didik para pemilih pemula nanti yang sudah ber KTP bisa melakukan hak pilih, Sehingga anak anak kita nantinya tidak Golput harapannya.

Bawaslu harapannya bisa menyambangi para pendidik dan bersinergi dengan dunia Pendidikan. Kami berharap ada ruang terbuka agar kita bisa berbagi informasi dan saling memberikan ilmunya terutama dalam pemilih pemula yang berada di dunia Pendidikan.

DR Sitti Rakhman selaku Anggota Bawaslu DKI Jakarta dalam sambutannya meminta kita harus memastikan apakah sudah terdaftar pada DPT, sehingga kita bisa mempersiapkan untuk bisa memilih pada 14 Februari 2024 mendatang. Dan Ini merupakan bagian dari tahapan tahapan yang telah dilakukan oleh Bawaslu.

Menurutnya, apakah jauh pada Pemilu pasca Reformasi ini lebih baik sekarang atau dulu, apakah menurut kita sudah ideal.

Pelanggaran Pemilu yang sering terjadi adalah politik uang, lalu politik sara dan ujaran kebencian. Ini sangat mengerikan menurutnya.
Ada beberapa daerah sempat terjadi perpecahan di masyarakat karena berbeda pilihan, untuk itu dalam kesempatan ini kita diminta untuk memberikan informasi kepada pemilih pemula yang merupakan anak didik agar bisa memberikan laporan jika terjadi sebuah pelanggaran.

Bawaslu menurut nya hanya sedikit, harapannya masyarakat juga bisa mengawasi Pemilu, terkait pengawasan Politik Uang, serangan fajar itu adalah masyarakat disekitar yang bisa melihatnya, karena keterbatasan anggota bawaslu yang hanya sedikit.

Calon Legislatif yang ribuan calon itu 95 persen pasti gagal, daan 5 persen jadi, sehingga ada kejadian pemilu lalu Caleg yang tidak terpilih menjadi stress. Namun jika caleg yang jadi karena politik uang dan modal besar maka Ketika jadi dikhawatirkan melakukan korupsi, Integritas Pemilu perlu, kita masih memiliki idealisme yang menginginkan Pemilu berlangsung jujur, bersih dan damai. tegasnya.

Dengan Mengucapkan Bismillahirrohmaanirrohim acara Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dibuka.
Acara ditutup dengan doa, kemudian dilanjutkan dengan diskusi terkait Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif.

Narasumber kegiatan oleh Jerry Sumampow selaku Pegiat Pemilu dan DR Ramdansyah

Dalam paparan nya Jerry mengatakan, Pemilu Serentak akan berlangsung serentak diseluruh Indonesia, Menurut beliau kita berada pada Konteks transisi Demokratis.

Tujuan Pemilu nanti adalah dalam rangka mewujudkan tujuan
nasional yakni untuk mewujudkan kesejahteraan umum serta mewujudkan pelaksanaan ketertiban dunia.

Keterwakilan politik pemilu adalah sarana untuk memilih wakil wakil dari kelompok masyarakat yang berbedaa beda, Integrasi Nasional, Pemilu adalah sarana untuk mengkanalisasi perbedaan perbedaan kepentingan yang ada didalam masyarakat.

4 hal Pemilu berkualitas atau tidak yakni kepastian Hukum, peran penyelenggara Pemilu, Peran Pemerintah dan Peran peserta pemilu (Parpol & Calon), partisipasi Masyarakat.

Lebih lanjut Jerry mengatakan, Gambaran Problematika Pemilu ada beberapa persoalan seperti Pemilih sulit bersikap Rasional, Peserta Pemilu terjebak persoalan internal, penyelenggara terjebak beban berat dan terjebak teknis, pemerintah hasil pemilu dak dipercaya, regulasi banyak ketidak pastian, biaya yang cukup mahal, dan opini yang selalu negatif.

Sedangkan menurut Ramdansyah Bakir bahwa kita jangan hanya terjebak pada pemilu yang 5 tahun sekali, sehingga menurutnya demokrasi memiliki kelemahan.

Setiap orang boleh berpendapat dan yakin atas pandangannya baik bisa menjadi saksi dalam penglihatannya. Tegasnya.

Ramdansyah mengatakan seberapa banyak pun pengawas dilapangkan kalau tidak ada partisipasi masyarakat sangat sulit untuk dilaksanakan dengan baik, makanya diperlukan partisipasi masyarakat dalam memberikan pendapatnya .

“Apakah Panwas dibawah mengecek DPD dibawah secara terinci. menurut beliau ini belum dilakukan sempurna, menurutnya juga coklit belum berjalan dengan baik.
Terkait pemilih disabilitas, akses keterbukaan data informasi sangat diperlukan oleh Bawaslu, termasuk akses kepada teman teman disabilitas, apakah nanti ada pendamping untuk disabilitas oleh KPU untuk pemilihan di TPS nanti, maka jika nanti di TPS tidak ada akses tersebut maka itu bisa melanggar sehingga bisa dilaporkan ke DKPP,”singkatnya.

Kegiatan ini turut mengundang Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat, Kepala Suku Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Pusat, FKLD, LBIQ, Kepala Sekolah SMAN 4 Jakarta, SMAN 25 Jakarta, SMAN 2, SMAN 24, SMAN 19, SMKN 19, MA JAMIAT KHEIR, SMA 68,SMA PSKD 1, SMAS MUHAMMADIYAH 16, SMAN 30, SMKN 54, SMKS TAMAN SISWA 2, SMKN 3, SMKN 21, SMKN 16, SMAS SANTA THERESIA, SMKN 27, SMKS STRADA, SMAN 27, SMKN 14, Alumni Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif, Mahasiswa Universitas Nasional dan unsur media.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 43 = 46