H. MOHAMMAD SALEH MINTA GP ANSOR KONSISTEN JAGA PERSATUAN BANGSA

FOKUSATU-Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar asal Bengkulu, H. Mohammad Saleh SE, mengadakan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan pada Senin (8/8/22) di daerah pemilihannya. Bertempat di Gedung Pengurus Wilayah GP Ansor Bengkulu, acara tersebut dipadai oleh sekira 150 pengurus dan anggota GP Ansor Provinsi Bengkulu.

Mantan Ketua DPD RI yang kini menjadi anggota Komisi VIII DPR RI tersebut menegaskan bahwa dirinya sengaja mengundang pengurus GP Ansor, karena para pemuda Banser punya sejarah panjang dalam upaya mengembangkan semangat toleransi keberagaman, serta merawat persatuan dan kesatuan bangsa.

“Para pemuda yang tergabung dalam GP Ansor, menurut saya, benar-benar mewarisi semangat NU dalam upaya memelihara persatuan dan kesatuan negeri. Saya tidak perlu mengajukan contoh tentang militansi para pemuda Ansor atau Banser dalam mewujudkan nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan. Oleh karena itu, acara yang kita laksanakan sekarang ini, lebih pada upaya untuk mengokohkan kembali semangat menjaga keutuhan negeri, serta sarana untuk lebih mengakrabkan kita semua dalam bingkai ukhuwah wathaniyah,” H. Mohammad Saleh mengawali paparannya.

Lebih lanjut, politisi yang juga dikenal sebagai pengusaha sukses asal Bengkulu meminta supaya GP Ansor terus istikamah menjadi Ormas yang aktif membentengi generasi muda dari semua anasir negatif budaya asing yang terbukti memengaruhi kepribadian para pemuda Indonesia.

“Saya melihat pemuda Indonesia saat ini mulai banyak terpengaruh oleh budaya asing. Sebagai bukti, banyak anak muda sekarang yang mulai kehilangan identitasnya sebagai pemuda Muslim Indonesia. Mereka hidup individualistik dan hedonis, serta terkotak-kotak dalam circle pergaulan yang sempit. Di sinilah saya ingin meminta secara khusus kepada pemuda GP Ansor untuk aktif menjaga para pemuda Indonesia agar tetap memagang tegus budaya dan tradisi ketimuran kita. Tugas ini penting karena Indonesia akan mengalami bonus demografi. Usia rata-rata penduduk Indonesia berada pada kisaran usia produktif. Jika berkah demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik, maka usia produktif yang didominasi oleh anak muda, tidak akan banyak berdampak bagi kemajuan bangsa,” jelasnya.

Para peserta sangat antusian mengikuti acara. Ketika sesi diskusi dibuka, banyak peserta yang mengajukan pertanyaan kritis. Salah satunya tentang road map dan strategi pemerintah untuk memanfaatkan bonus demografi untuk memajukan bangsa. Ada juga yang menanyakan stigma negatif yang berkembang di tengah masyarakat terhadap Banser. Terutama ketika pemuda Banser memutuskan untuk menjaga rumah ibadah lain saat umat beragama lain merayakan hari besar mereka.

Semua pertanyaan dijawab satu persatu oleh pemateri. H. Mohammad Saleh SE menyampaikan bahwa pemerintah memang sudah punya strategi agar potensi para pemuda Indonesia tidak terbuan percuma atau tersalur pada hal-hal negatif. Namun demikian, dirinya juga meminta agar para pemuda Ansor terus tegak lurus dengan agenda organisasi yang sudah ada.

“Terkait Banser yang menjaga rumah ibadah umat beragama lain saat hari raya agama tersebut, saya yakin jika hal itu menimbulkan stigma negatif di tengah masyarakat, maka yang dibutuhkan adalah penjelasan dan klarifikasi. Sebab, betapa pun kita ingin berbuat baik, tetap saja akan ada masyarakat yang salah paham. Cukup sampaikan dengan jernih kepada mereka agar tidak salah paham,” pungkasnya.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 + 1 =