KKG PAI Kecamatan Makasar Menggelar Peringatan Nabi Muhammad SAW Secara Virtual

FOKUSATU-Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam (PAI) Kecamatan Makasar mengadakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW secara virtual melalui zoom meeting,jumat /15 Rabiul Awal 1443 H bertepatan dengan hari santri tanggal 22 Oktober 2021 M.

Acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di mulai selepas sholat jumat.

Pembacaan Maulid Barzanji di bacakan secara bergantian oleh Ust Mahmudin, Ustdzah Masroh, Ust Shandi, ustdzah Nurhasanah.

Peserta jamaah peringatan maulid Nabi Muhammad SAW khusyuk mengikuti lantunan pembacaan maulid tersebut.

Setelah pembacaan maulid, lantunan ayat suci Al Quran yang di bacakan Ust Safril dan pembacaan sari tilawah oleh Ustdzah Oom menambah syahdu ruang zoom.

Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW ini di hadiri oleh Kasatlak kecamatan Makasar Drs Bimo Suciono, M.M, Pengawas Agama Islam Dr KH Su’aidi, M.Ag, Korwas Kecamatan Makasar Drs. H. Sunadi, M.Pd,KKKS Kecamatan Makasar, Alim Suyono, M.Pd.I , para Guru Agama Islam se Kecamatan Makasar dan di hadiri juga peserta didik sekolah se kecamatan Makasar.

Alhamdulillah segala puji milik Allah, Solawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad Saw,acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW KKG PAI kecamatan Makasar dapat terlaksana walaupun secara virtual, kata ketua panitia Ust
Shandy Ruliyanto S.Pd.I.Semoga di tahun depan kita bisa mengadakan acara secara tatap muka, Aaamiin.

Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini juga live
Streaming YouTube: https://youtu.be/MY1zNeJNrio

Pengawas Agama Islam Dr KH Su’aidi, M.Ag, mengatakan dalam sambutan nya, ” Kepengurusan KKG PAI Kecamatan Makasar yang di ketuai Ust Juwahir sangat produktif dalam membuat acara peringatan hari besar Islam, dan saat ini kita peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, walaupun kegiatan ini secara virtual tapi acara ini tetap khidmad Dan Alhamdulilah di ikuti juga oleh peserta didik. Inilah kreativitas guru PAI bisa membuat acara walaupun virtual tetap menarik kreatif.

Lebih lanjut di katakan KKKS Kecamatan Makasar, Alim Suyono, M.Pd.I , ” Ini sudah kesekian kali KKG PAI Kecamatan Makasar yang di ketuai Ust Juwahir membuat acara secara virtual, dan kami dari K3S Kecamatan Makasar sangat mendukung kegiatan KKG PAI Kecamatan Makasar.

Untuk kegiatan berikutnya bisa di libatkan K3S, sinergitas KKG PAI dan K3S semoga bisa lebih kreatif, tutupnya.

Acara puncak yakni tausiah dari Kyai Abu Koerdi (Akoer), beliau katakan,
“Rasulullah SAW bersabda, “Bahagialah bagi siapa yang melihat aku dan beriman kepadaku. Dan bahagia (pulalah) bagi siapa yang beriman kepadaku, padahal dia tidak melihat aku (tujuh kali).”

Beruntung juga meski tak hidup di masa Rasulullah, semua hal tentang Nabi Muhammad SAW, termasuk soal akhlak mulianya, sifat kasih sayang hingga kelembutan hatinya dalam berdakwah bisa saya temui dalam Al Quran, sejumlah hadits dan juga Sirah Nabawiyah.

Banyak ulama, ustaz, dan para kiai juga berbagi kisah tentang keluhuran akhlak dan budi pekerti Rasulullah SAW. Allah SWT menggambarkan akhlak Rasulullah SAW di dalam surat Al-Qalam ayat 4 yang artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Allah SWT juga berfirman dalam Surat At Taubah ayat 128 yang artinya: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim, suatu ketika Hisyam bin Amir bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Kanjeng Nabi Muhammad SAW. “Akhlak Nabi SAW adalah Al Quran.” Begitu jawab Aisyah.

Hindun bin Abu Halah yang merupakan anak Khadijah Ummul Mukminin sebagaimana ditulis dalam Sirah Nabawiyah karya Abdul Hasan ‘Ali al-Hasani an-Nadwi menyebut, Rasulullah SAW adalah seorang yang penyayang. Nabi Muhammad SAW tidak suka berkata kasar dan tidak suka menghina. Ali bin Abu Thalib menggambarkan, Rasulullah adalah orang yang berakhlak baik, mudah iba dan penuh kasih sayang dan tidak keras hati.

Menurut Ali, siapa pun yang melihat Rasulullah SAW, tanpa pikir panjang dia akan menghormatinya. “Beliau (Rasulullah SAW) paling baik hatinya, paling benar lisannya, paling lembut perangainya dan paling memuliakan keluarganya.” Begitu kata Ali sebagaimana disebutkan dalam Kitab asy-Syama-il karya Turmudzi.

Nabi Muhammad SAW tak punya sifat pendendam, tidak pernah membalas kejelekan dengan kejelekan, melainkan memaafkan dan menyalaminya. Perasaannya sangat halus. Salah satu buktinya adalah ketika pada suatu ketika saat Makkah sudah kembali ditaklukkan oleh umat Islam, Ada seseorang bernama Wahsyi menghadap Rasulullah SAW.

Wahsyi adalah orang yang dengan licik dan keji membunuh paman Nabi Muhammad SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib saat Perang Uhud. Setelah Makkah dikuasai umat Islam, Wahsyi tak tahu harus ke mana melarikan diri. Jalan satu-satunya adalah menghadap Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam.

Di depan Rasulullah SAW, Wahsyi menyatakan masuk Islam dan mengakui sebagai orang yang telah dengan keji membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib. Marahkah Rasulullah? Tidak.

“Sembunyikanlah wajahmu dariku sehingga aku tidak melihatmu.” Begitu kata Rasulullah kepada Wahsyi.

Pernah suatu ketika ada seorang pengemis Yahudi tua dan buta di pinggir pasar Kota Madinah. Tak ada satu pun orang lewat yang mau memberinya makan atau uang, kecuali Nabi Muhammad SAW.

Tak hanya memberi makan, setiap pagi Nabi Muhammad juga dengan lembut menyuapi si pengemis buta. Namun bukan ucapan terimakasih yang didapat Muhammad, melainkan hinaan dan cacian.

Pengemis itu mengajak orang yang menyuapinya untuk tidak mengikuti ajaran Muhammad SAW. Sebab menurut dia, Muhammad adalah tukang sihir dan pembohong. Rasulullah, yang sejak kecil memiliki akhlak mulia, tak marah, apalagi dendam kepada si pengemis.

Hingga akhirnya pada suatu pagi si pengemis merasakan adanya perbedaan suapan dari orang yang menyuapi. Dia sudah merasakan perbedaan dari langkah kaki, cara menyuapkan makanan hingga nada bicaranya.

Pagi itu memang bukan Nabi Muhammad SAW yang menyuapi si pengemis buta, melainkan Abu Bakar Ash Shiddiq. Nabi Muhammad SAW telah wafat, sehingga Abu Bakar yang kemudian menjadi khalifah ganti menyuapi si pengemis buta.

Begitu pengemis itu tahu bahwa selama ini yang menyuapinya adalah Muhammad, orang yang sering dia hina, dia pun menangis dan menyesal. Penyesalannya pun bertambah manakala tahu bahwa lelaki berakhlak mulia yang lembut itu telah berpulang ke Rahmatullah. Pada akhirnya si pengemis itu masuk Islam dengan kemuliaan akhlak Rasulullah SAW.

Sekarang setelah Rasulullah SAW tak ada, umat ini butuh tauladan. Kepada para da’i, ustaz, ulama, kiai dan para tokoh agama kita berharap, “Tolong ‘hadirkan’ kembali akhlak mulia Rasulullah SAW”.

Ya Rasulullah SAW kami rindu Padamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

97 − = 94