KH Yusuf Sholeh : Kenapa Kita Mengadakan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

FOKUSATU-Karunia terbesar di lahirkan nya dan di utus nya nabi Muhammad  baginda Rosul SAW kepada kita,

Allah berfirman pada surat Ali imran.164:

لقد من الله على المؤمنين إذ بعث فيهم رسولا من أنفسهم

“Sungguh *Allah telah memberi karunia* kepada orang² beriman ketika Allah mengutus diantara mereka *Seorang Rasul* dari golongan mereka sendiri.”
– yakni: Nabi Muhammad SAW.

Rahmat terbesar adalah di utusnya Baginda Rosulullah SAW,
Allah berfirman pada surat Al Anbiya’ ayat 107:

وَمَا أرْسَلـْنَاكَ إلَّا رَحْمَةً لِلعَالَمِـيْنَ

“Dan Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”. (QS.Al-Anbiya:107)

Assyeikh Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir, melalui ayat tersebut Allah SWT memberitahukan bahwa Allah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat buat semesta alam.
Dengan kata lain, Allah Ta’ala mengutus baginda Rosul sebagai rahmat bagisemesta Alam, dan buat ummat manusia.

Diutusnya Baginda Rosul adalah Karunia dan Hadiah terbesar yang Allah berikan kepada ummat manusia.

Dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA.,
Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ ،
مَا أَنَا إِلَّا رَحْمَةٌ لِلْعَالَـمِيْنَ أَهْدَاهَا اللهُ إِلَيْهِمْ ،
فَمَنْ قَبِلَ هَدِيَّتَهُ أَفْلَحَ وَظَفَرَ ، وَمَنْ لَمْ يَقْبَلْ خَابَ وَخَسَرَ.

Sesungguhnya aku adalah rahmat yg dihadiahkan (oleh Allah),
Aku adalah rahmat bagi alam semesta yang dihadiahkan Allah kepada manusia,

Barang siapa yang mengambil hadiah tersebut maka akan bahagia, dan
Barang siapa yang menolaknya maka akan rugi.

– إذا كانت ليلة القدر خير من ألف شهر،
فليلةَ ميلادِ النبيِّ صلى الله عليه وسلم خير من ألف ليلة قدر,
لأن وجودها لوجوده صلى الله عليه وسلم.

jika *malam al qodar* itu Lebih baik dari seribu bulan,
Maka *Malam Hari kelahiran Nabi SAW* itu Lebih baik dari *Seribu Malam Al Qodar…*
Karena adanya malam alqodar, sebab adanya baginda Rosul SAW.

– فينبغى لنا الفرح والسرور والتعظيم والشكر بمولد النبي الكريم صلى الله عليه وسلم,
لأنه أعظم النعم التى أنعمها الله على المؤمنين.

— karena itulah Sudah Sepantasnya ummat manusia, terlebih Lagi orang² yg beriman
Untuk Bergembira, utk Bersukacita, merasa senang, bersyukur, dan mengagungkan hari kelahiran baginda Rosul SAW, karena ini merupakan karunia terbesar yg Allah berikan kpd orang² yg beriman.

– dan ini sejalan dg perintah Allah Ta’ala pada surat yunus ayat 58:

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا

“Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah (dengan itu) mereka bergembira’ “. (QS.Yunus: 58)

Bagi mereka² yang girang, yang Senang, yang Bergembira, yang mengagungkan hari Kelahiran beliau, dan diutusnya Beliau SAW, Maka Mereka akan mendapatkan Syafaat pada hari kiamat,

Di dlm sebuah hadits, yg diriwayatkan dari Sayyidina Ali Zainal Abidin, dari Sayyidina Hasan, dari Sayyidinal imam Ali karromallhu Wajhah:

عن الإمام علي زين العابدين عن الإمام سيّدنا الحسين عن الإمام علي كرّماللّه وجهه
قال ؛
قال رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم قال :
*”إِجْعَلُوْا يَوْمَ مِيْلَادِيْ عِيْدَكُمْ وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَيَّ فِيْهِ تَنَالُوْا شَفَاعَتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ”*.
وقال الإمام الحافظ أبو إسحاق شيخ البخاري بلغ مبلغ المتواتر ،
وقال حديث صحيح .

Dari Al Imam Ali Zaenal Abidin Dari Al Imam Sayyidina Husain dari Ayahnya Al Imam Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhahu berkata:
Rasulullah SAW bersabda :
” *Jadikanlah oleh kamu sekalian hari kelahiran aku sebagai hari raya bagi kalian, dan bershalawatlah dan salamlah oleh kalian kepadaku didalam hari kelahiranku,*
*-maka pasti kalian akan mendapatkan Syafa’atku kelak pada hari kiamat “*
– Berkata Al Al Imam Al Hafidz Abu Ishaq Gurunya Al Imam Bukhari, hadits ini mencapai tingkatan MUTAWATIR (Hadits Shahih)

_____________

– Bulan Maulid adalah bulan yg kita rindukan, bulan yg mendatangkan keberkahan bagi alam semesta karena di bulan inilah tepatnya pada hari Senin, 12 Robiul Awal tahun Gajah Sayyidina Muhammad Rosulullah ﷺ dilahirkan

– Di bulan inilah penduduk muslim di seluruh dunia bergembira menggelar Maulidan, lantunan bacaan sholawat saling bersahutan di udara, pembacaan barzanji dan diba’, Ayimtudduror, dll, lebih ramai dari bulan² sebelumnya, semua itu Demi Menghormati hari kelahiran Baginda Rosulullah ﷺ

– Namun demikian, semuanya belum cukup untuk membalas jasa² Baginda Rosulullah ﷺ yg telah menjadi penyebab keberuntungan kita didunia dan terlebih diakhirat kelak.

-Maka tak heran jika Al-Hafidz Abdur Rahman ad-Diba’i dalam kitab Maulidnya berkata :
فلو أنا عملنا كل يوم لأحمد مولدا قد كان واجب
“andaikan setiap hari aku (mampu) mengadakan acara Maulidan untuk Nabi Ahmad ﷺ maka hal itu suatu yg kuanggap wajib.”
– Makna dari maqolah diatas adalah sebanyak apa pun acara maulid yg kita gelar semuanya, maka hal itu karena wajib (yakni: suatu kewajiban utk kita bersyukur atas ni’mat yg sangat besar ini)

طلع البدر علينا
Wahai bulan purnama yg terbit kepada kita

من ثنيات الوداع
Dari lembah Wadā‘.

وجب الشكر علينا
Dan wajiblah kita mengucap syukur

ما دعى لله داع
Di mana seruan adalah kepada Allah.

أيها المبعوث فينا
Wahai engkau yang dibesarkan di kalangan kami

جئت بالأمر المطاع
Datang dengan seruan untuk dipatuhi

جئت شرفت المدينة
Anda telah membawa kemuliaan kepada kota ini

مرحبا يا خير داع
Selamat datang penyeru terbaik ke jalan Allah

– Sebagaimana Amaliyah Bersyukur atas dilahirkannya Baginda Rosul, telah dikomandani langsung oleh Beliau ﷺ ,
dimana beliau Berpuasa dihari senin karena Ungkapan bersyukur beliau atas Lahirnya beliau saw pada hari itu.

– Abuya PROF. DR. Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani rohimahulloh berkata :

إن أول المحتفلين بالمولد هو صاحب المولد وهو النبي صلى الله عليه

Sesungguhnya orang yg pertama kali merayakan Maulid adalah pemilik Maulid,
yaitu Baginda Rosulullah ﷺ
كما جاء فى الحديث الصحيح الذي رواه مسلم لما سئل عن صيام يوم الإثنين ،
قال صلى الله عليه وسلم : «ذاك يوم ولدت فيه»

Dijelaskan dalam Shohih Muslim ketika Beliau ditanya tentang alasan Beliau berpuasa pada hari Isnin,
Beliau menjawab :
“Pada hari itu aku dilahirkan”

فهذا أصح وأصرح نص فى مشروعية الإحتفال بالمولد النبوي الشريف

Maka ini adalah sekuat & se-jelas²nya nash dalil yg menjelaskan anjuran maulid Nabi yg mulia

– Bahkan PROF.DR. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, mengatakan:

وَالْحَاصِلُ اَنّ الْاِجْتِمَاعَ لِاَجْلِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ اَمْرٌ عَادِيٌّ وَلَكِنَّهُ مِنَ الْعَادَاتِ الْخَيْرَةِ الصَّالِحَةِ الَّتِي تَشْتَمِلُ عَلَي مَنَافِعَ كَثِيْرَةٍ وَفَوَائِدَ تَعُوْدُ عَلَي النَّاسِ بِفَضْلٍ وَفِيْرٍ لِاَنَّهَا مَطْلُوْبَةٌ شَرْعًا بِاَفْرِادِهَا.

Artinya:
Bahwa sesungguhnya mengadakan Maulid Nabi Saw merupakan suatu tradisi dari tradisi² yg baik, yg mengandung banyak manfaat dan faidah yg kembali kepada manusia, sebab adanya karunia yg besar.
Oleh karena itu dianjurkan dalam syara’ dg serangkaian pelaksanaannya.
[PROF.DR.Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, Mafahim Yajibu An-Tushahha, hal. 340]

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perayaan maulid Nabi hanya formatnya yg baru, sedangkan isinya merupakan ibadah² yg telah diatur dalam Al-Qur’an maupun Hadits.
Oleh karena itulah, banyak ulama yg mengatakan bahwa perayaan maulid Nabi adalah ” Bid`ah Hasanah” dan pelakunya mendapatkan pahala.

Dalam kitab Fathul Bari karangan al- Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani diceritakan bahwa:
Abu Lahab mendapatkan keringanan siksa tiap hari senin karena dia gembira atas kelahiran Rasulullah.
Ini membuktikan bahwa bergembira dg kelahiran Rasulullah memberikan manfaat yg sangat besar, bahkan orang kafirpun dapat merasakannya.
[Ibnu hajar, Fathul Bari, Juz 11, hal 431]

Maulid Nabi Menurut Ahli Hadis Al-Hafidz As-Sakhawi:

قَالَ الْحَافِظُ أَبُوْ الْخَيْرِ السَّخَاوِي – رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى – فِي فَتَاوِيْهِ: عَمَلُ الْمَوْلِدِ الشَّرِيْفِ لَمْ يُنْقَلْ عَنْ أَحَدٍ مِنَ السَّلَفِ الصَّالِحِ فِي الْقُرُوْنِ الثَّلَاثَةِ الْفَاضِلَةِ،
وَإِنَّمَاَ حَدَثَ بَعْدُ، ثُمَّ لَا زَالَ أَهْلُ اْلإِسْلَامِ فِي سَائِرِ اْلأَقْطَارِ وَالْمُدُنِ الْكِبَارِ يَحْتَفِلُوْنَ فِي شَهْرِ مَوْلِدِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَمَلِ الْوَلَائِمِ الْبَدِيْعَةِ الْمُشْتَمِلَةِ عَلَى اْلأُمُوْرِ الْبَهْجَةِ الرَّفِيْعَةِ وَيَتَصَدَّقُوْنَ فِي لَيَالِيْهِ بِأَنْوَاعِ الصَّدَقَاتِ وَيُظْهِرُوْنَ السُّرُوْرَ وَيَزِيْدُوْنَ فِي الْمَبَرَّاتِ وَيَعْتَنُوْنَ بِقِرَاءَةِ مَوْلِدِهِ الْكَرِيْمِ وَيَظْهَرُ عَلَيْهِمْ مِنْ برَكَاتِهِ كُلَّ فَضْلٍ عَمِيْمٍ.
(سبل الهدى والرشاد في سيرة خير العباد – 1 / 362)

Al-Hafidz as-Sakhawi berkata dalam Fatwanya:
Amaliyah Maulid tidak diriwayatkan dari seorang ulama Salaf dalam 3 kurun yg utama.
Amaliyah ini dilakukan sesudahnya, kemudian umat Islam di seluruh penjuru dan kota besar selalu merayakannya di bulan kelahiran Nabi Saw, dg perayaan yg indah dan agung, mereka bersedekah di malam harinya, menampakkan rasa suka cita, menambah belanjanya, dan membaca kelahiran Nabi Saw.
Dan tampak kepada mereka berkahnya-Nabi dg merata
(Subul al-Huda wa ar-Rasyad 1/362)

SAHABAT HASAN BIN TSABIT RA. DAN MAULID NABI SAW.
==========

Min rawai’ Syekh Muhammad al-Khadhir Husain, Syaikhul Azhar wa ‘Allâmah Bilâdil Maghrib

أما احتفالنا بذكرى مولده الشريف، فإنا لم نفعل غير ما فعله حسان ابن ثابت رضي الله عنه حين كان يجلس اليه الناس، ويسمعهم مديح رسول الله ﷺ في شعر.
ولم نفعل غير ما فعل علي بن ابي طالب او البراء بن عازب او أنس بن مالك رضي الله عنهم حين يتحدثون عن محاسن رسول الله الخلقية في جماعة.

Adapun ihtifal(perayaan) kami terhadap peringatan Maulid Nabi, maka kami tak melakukan Selain apa yg telah dilakukan (Sahabat) Hasan Ibn Tsabit RA ketika para sahabat lain duduk/menghadiri beliau dan diperdengarkan pada mereka syair memuji Rasulullah ﷺ.
Dan juga kami tak melakukan selain apa yang telah dilakukan Ali bin Abi Thalib, al-Barrâ bin ‘Âzib, atau Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhum ketika mereka membicarakan tentang keindahan akhlak Rasulullah dalam suatu jamaah.
موسوعة الاعمال الكاملة (٤) ص ١٠٧

=======

– Hanya Iblis dan para tentaranya serta sekutunya saja yg tidak bergembira dg Bulan kelahiran Nabi Muhammad ﷺ
– Di dalam kitab:
*Al Bidayah wa An-Nihayah Juz 2, Halaman 326,* karya agung:
*Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Katsir RA,*
– diceritakan bahwa Iblis pernah menangis sejadi jadinya, dg tangisan yg sangat keras,
hal itu disebabkan beberapa hal,
– beliau menjelaskan didalam kitabnya:

اَنَّ إِبْلِيْسَ رَنَّ أَرْبَعَ رَنَّاتٍ:
حِيْنَ لُعِنَ،
وَحِيْنَ أُهْبِطَ
وَحِيْنَ وُلِدَ رَسُوْلُ اللّٰه صلّى اللّٰه عليه وسلّم
وَحِيْنَ أُنْزِلَتِ الْفَاتِحَةُ.

Artinya: Bahwasanya Iblis pernah menangis sejadi jadinya, dg suara yg sangat keras, dalam keadaan 4 hal, yaitu:
1- ketika Allah menyatakan dia sebagai makhluk yg dilaknat/dikutuk,

2- ketika ia dilemparkan kedalam dunia, ya’ni:
ketika dia diusir dari surga, dan diharamkan masuk surga.

3- ketika Surat al-Fatihah diturunkan, diwahyukan kepada Baginda Rosul SAW.

4- Ketika baginda Nabi Muhammad SAW di Lahirkan
______________
HM.Yusuf.Sh.Azmatkhon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 89 = 93