Bulan Rajab Dan Keutamaannya

FOKUSATU-Bulan Rajab, bulan yang suci, yang sarat akan makna kemuliaannya, mempunyai pelbagai keutamaan dan selalu dinantikan kehadirannya ini, memiliki keistimewaan tersendiri, karena bulan ini merupakan salah satu bulan di antara tiga bulan haram lainnya yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Itulah bulan Rajab, bulan ke-7 dalam kalender Hijriyah sebagai bulan penuh dengan rahmat, karena ia dekat dengan bulan Ramadan. Di bulan Rajab inilah terjadi peristiwa penting yang sering dikenal dengan peristiwa Isra’ Mikraj, yaitu peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid al Haram ke Masjid al Aqsa, kemudian langsung ke Sidratulmuntaha yang terjadi pada malam 27 Rajab.

Pada tahun ini, 2021 tanggal 1 bulan Rajab Insya Allah jatuh pada hari Sabtu, 13 Februari 2021.

Banyak keutamaan bulan Rajab yang dapat kita pelajari di antaranya yaitu bulan Rajab merupakan bulan suci nan mulia yang kedatangannya dirindukan oleh umat Islam sebagai bulan penuh keberkahan. Allah SWT berfirman dalam surat at Taubah ayat 36 yang berbunyi:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At Taubah:36).
Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Nashaihul ‘Ibad menjelaskan bahwa Umar bin Khattab ra. pernah berkata, ”Kemuliaan dunia dapat diraih dengan harta dan kemuliaan akhirat dapat diraih dengan amal saleh”. Di bulan yang istimewa ini, umat Islam berlomba-lomba untuk memperoleh kemuliaan dengan menjalankan beberapa amaliyah di antaranya yaitu:

Puasa Sunnah Bulan Rajab.
Umat Islam kerapkali memperbincangkan kesahihan hadis-hadis tentang keutamaan puasa sunah bulan Rajab, termasuk pahala orang yang berpuasa di bulan Rajab. Terkait hukum puasa dan ibadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan, telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasulullah SAW menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram. Maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, tak ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab.” Sebagaimana hadis keutamaan puasa Rajab di bawah ini:

وَحَدِيث ابن عباس قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من صام من رجب يوما كان كصيام شهر و من صام منه سبعة ايام غلقت عنه ابواب الجحيم السبعة ومن صام منه ثمانية ايام فتحت له ابواب الجنة الثمانية ومن صام من عشرة ايام بدلت سيئاته حسنات

“Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan.”
Ditegaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitab al Haawi li al Fataawi bahwa hadis-hadis tentang keutamaan dan kekhususan puasa Rajab tersebut terkategori dha’if (lemah atau kurang kuat).
Namun, dalam tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah sebagaimana biasa diamalkan para ulama generasi salaf yang saleh telah bersepakat mengamalkan hadis dha’if dalam konteks fada’il al-a’mal (amal- amal utama).

Syaikhul Islam al Imam al Hafidz al ‘Iraqi dalam al Tabshirah wa al Tadzkirah mengatakan: “Adapun hadis dha’if yang tidak maudhu’ (palsu), maka para ulama telah memperbolehkan mempermudah dalam sanad dan periwayatannya tanpa menjelaskan kedha’ifannya, apabila hadis itu tidak berkaitan dengan hukum dan akidah, akan tetapi berkaitan dengan targhib (motivasi ibadah) dan tarhib (peringatan) seperti nasehat, kisah-kisah, fadha’il al-a’mal dan lain- lain.”

Memperbanyak Membaca Istighfar.
Dari kitab Risalah ‘Amaliyah disebutkan, “Barangsiapa membaca (istigfar) pada bulan Rajab, bulan Sya’ban dan bulan Ramadan dibaca pada tiap – tiap hari antara shalat Ashar dan Maghrib, maka Allah SWT mewahyukan kepada dua malaikat agar merobek buku catatan dosa dan kesalahannya semasa hidupnya. Bacaan istighfar tersebut berbunyi:

اَسۡتَغۡفِرُ ﷲَ الۡعَظِيۡمَ الَّذِيۡ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡحَيُّ الۡقَيُّوۡمُ غَفَّارُ الذُّنُوۡبِ وَسَتَّارُ الۡعُيُوۡبِ وَاَتُوۡبُ اِلَيۡهِ تَوۡبَۃَ عَبۡدِ ظَالِمِ لِنَفۡسِهِ لَايَمۡلِكُ ضَرًّا وَلَانَفۡعًا وَلَامَوۡتًا وَلَاحَيَاۃً وَلَانُشُوۡرًا

Wahab bin Munabbah juga menjelaskan bahwa ia pernah membaca di dalam kitab-kitab Allah SWT yaitu hendaknya beristighfar kepada Allah SWT di bulan Rajab pada pagi dan sore hari dengan mengangkat kedua tangannya serta membaca اَللّٰهُمَّ اغۡفِرۡلِيۡ وَارۡحَمۡنِيۡ وَتُبۡ عَلَيَّ sebanyak70 kali. Kemudian dianjurkan pula membaca أَسّتَغۡفِرُ ﷲَ ذَا الۡجَلَالِ وَالۡإِكۡرَامِ, مِنۡ جَمِيۡعِ الذُّنُوۡبِ وَالۡآثَامِ sebanyak 50 kali pada pagi dan malam hari.

Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk membaca sayyidul istighfar dari Nabi SAW sebanyak tiga kali setiap pagi dan sore hari, yaitu :

اَللّٰهُمَّ أَنۡتَ رَبِّيۡ لَاإِلٰهَ إِلَّا أَنۡتَ خَلَقۡتَنِيۡ وَأَنَا عَبۡدُكَ وَأَنَا عَلَی عَهۡدِكَ وَوَعۡدِكَ مَا اسۡتَطَعۡتُ,أَعُوۡذُبِكَ مِنۡ شَرِّ مَا صَنَعۡتُ, أَبُوۡءُ لَكَ بِنِعۡمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوۡءُ بِذَنۡبِيۡ فَاغۡفِرۡلِيۡ فَإِنَّهُ لَايَغۡفِرُ الذُّنُوۡبَ إِلَّاأَنۡتَ

Membaca doa pada pagi, sore, dan malam hari di bulan Rajab
Nabi Muhammad SAW sangat memuliakan bulan Rajab selain sebagai salah satu bulan haram yang dimuliakan Allah Swt juga karena di bulan inilah baginda Nabi SAW mendapat mukjizat yang sangat dahsyat yaitu perjalanannya dari Masjid al-Haram hingga ke Sidratul Muntaha. Diriwayatkan dari Sayyidina Anas ra. bahwa Rasulullah SAW ketika memasuki bulan Rajab berdoa:

اَللّٰهُمَّ بَارِكۡ لَنَا فِيۡ رَجَبَ وَشَعۡبَانَ وَبَلِّغۡنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berilah kami keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami pada bulan Ramadan”
Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai seorang khalifah yang sangat patuh dan taat akan perintah Allah dan Rasul-Nya pun juga sangat memuliakan bulan penuh fadhilah ini dengan membaca doa pada malam pertama bulan Rajab yaitu:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰی مُحَمَّدِ وَآلِهِ مَصَابِيۡحِ الۡحِكۡمَۃِ, وَمَوَالِيَ النِّعۡمَۃِ, وَمَعَادِنِ الۡعِصۡمَۃِ,وَاعۡصِمۡنِيۡ مِنۡ كُلِّ سُوۡءٍ, وَلَا تَأۡخُذۡنِيۡ عَلَی غِرَّۃٍ, وَلَا عَلَی غَفۡلَۃٍ ,وَلَا تَجۡعَلۡ عَوَاقِبَ أَمۡرِيۡ حَسۡرَۃً وَنَدَامَۃً, وَارۡضَ عَنِّيۡ,فَإِنَّ مَغۡفِرَتَكَ لِلظّالِمِيۡنَ,وَأَنَامِنَ الظَّالِمِيۡنَ,اَللّٰهُمَّ اغۡفِرۡلِيۡ مَالَايَضُرُّكَ,وَأَعۡطِنِيۡ مَالَايَنۡفَعُكَ,فَإِنَّكَ الۡوَاسِعَۃُ رَحۡمَتُهُ الۡبَدِيۡعَۃُ حِكۡمَتُهُ,فَأَعۡطِنِيۡ السَّعَۃَ وَالدَّعَۃَ,وَالۡأَمۡنَ وَالصِّحَّۃَ,وَالشُّكۡرَ وَالۡمُعَافَاۃَ وَالتَّقۡوَی,وَأَفۡرِغِ الصَّبۡرَ وَالصِّدۡقَ عَلَيَّ وَعَلَی أَوۡلِيَآءِكَ,وَأَعۡطِنِيۡ الۡيُسۡرَ,وَلَاتَجۡعَلۡ مَعَهُ الۡعُسۡرَ,وَاعۡمُمۡ بِذَالِكَ أَهۡلِيۡ وَوَلِدِيۡ وَإِخۡوَانِيۡ فِيۡكَ وَمَنۡ وَلَدَنِيۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ وَالۡمُسۡلِمَاتِ وَالۡمُوءۡمِنِيۡنَ وَالۡمُوءۡمِنَاتِ

Rasulullah SAW dan Sayyidina Ali sangat memuliakan bulan Rajab. Begitupula Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, seorang ulama tasawuf yang sangat disegani dan dianggap sebagai wali Allah dalam dunia tarekat dan sufisme, beliau berdoa pada malam pertama bulan Rajab dengan bacaan sebagai berikut:

إِلٰهِيۡ تَعَرَّضَ لَكَ فِيۡ هٰذِهِ اللَّيۡلَۃِ الۡمُتَعَرِّضُوۡنَ, وَقَصَدَكَ الۡقَاصِدُوۡنَ, وَأَمَّلَ فَضۡلَكَ وَمَعۡرُوۡفَكَ الطَّالِبُوۡنَ, وَلَكَ فِيۡ هٰذِهِ اللَّيۡلَۃِ نَفَحَاتٌ وَجَوَاءِزُ وَعَطَايَا وَمَوَاهِبُ,تَمُنُّ بِهَا عَلَی مَنۡ تَشَاءُ مِنۡ عِبَادِكَ,وَتَمۡنَعُهَا مِمَّنۡ لَمۡ تَسۡبِقۡ لَهُ الۡعِنَايَۃُ مِنۡكَ, وَهَا أَنَاذَا عَبۡدُكَ الۡفَقِيۡرُ إِلَيۡكَ, الۡمُوءَمِّلُ فَضۡلَكَ وَمَعۡرُوۡفَكَ فَإِنۡ كُنۡتَ يَامَوۡلَايَ تَفَضَّلۡتَ فِيۡ هٰذِهِ اللَّيۡلَۃِ عَلٰی أَحَدٍ مِنۡ خَلۡقِكَ, وَجُدۡتَ عَلَيۡهِ بِعَاءِدَۃٍ مِنۡ عَطۡفِكَ, فَصَلِّ عَلٰی سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحۡبِهِ,وَجُدۡ عَلَيَّ بِطَوۡلِكَ وَمَعۡرُوۡفَكَ, يَارَبَّ الۡعَالَميۡنَ
Shalat Malam di bulan Rajab

Menurut sebagian ulama Hanafi dan Hanbali menyebutkan bahwa sebagian malam-malam yang sunnah untuk dihidupkan (menjalankan shalat malam) adalah malam awal bulan Rajab. Mereka ber-hujjah karena malam ini (awal bulan Rajab) adalah bagian dari lima malam yang apabila berdoa maka doa tersebut tidak tertolak yaitu malam Jum’at, awal malam bulan Rajab, malam Nishfu Sya’ban, dan dua malam hari raya. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunah di malam bulan Rajab sehingga umat Islam bisa menghayati betapa melimpahnya rahmat Allah SWT yang diturunkan pada malam tersebut.
Dengan menghayati keutamaan-keutamaan di bulan Rajab serta menjalankan amaliyah-amaliyahnya tersebut, semoga menjadi benih kebaikan yang terus dipupuk, dirawat, disemai, dan suatu saat nanti sang penanam benih itu akan menuai kebaikan yang menjadi keberkahan untuk selalu mengiringi perjalanan dalam pengembaraannya di dunia hingga kelak di akhirat.

Ibnu Rajab Al Hambali berkata, ”Hadits yang membicarakan keutamaan puasa Rajab secara khusus tidaklah shahih dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, begitu pula dari sahabatnya.” (Latho-if Al Ma’arif, 213).

Bulan Haram Mana yang Lebih Utama?

Para ulama berselisih pendapat tentang manakah di antara bulan-bulan haram tersebut yang lebih utama. Ada ulama yang mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Rajab, sebagaimana hal ini dikatakan oleh sebagian ulama Syafi’iyah. Namun Imam Nawawi (salah satu ulama besar Syafi’iyah) dan ulama Syafi’iyah lainnya melemahkan pendapat ini. Ada yang mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Muharram, sebagaimana hal ini dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri dan pendapat ini dikuatkan oleh Imam Nawawi. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Dzulhijjah. Ini adalah pendapat Sa’id bin Jubair dan lainnya, juga dinilai kuat oleh penulis Latho-if Al Ma’arif (hal. 203), yaitu Ibnu Rajab Al Hambali.
Semoga bulan Rajab menjadi ladang bagi kita untuk beramal sholih.

Bulan Rajab adalah Bulan Haram

Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadal Akhiroh dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perpuataran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” (Latho-if Al Ma’arif, 202)
Mengenai empat bulan yang dimaksud disebutkan dalam hadits dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679). Jadi, empat bulan suci tersebut adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.

Apa Maksud Bulan Haram?

Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah berkata, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna:

Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.

Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36)

Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” Bahkan Ibnu ’Umar, Al Hasan Al Bashri dan Abu Ishaq As Sa’ibi melakukan puasa pada seluruh bulan haram, bukan hanya bulan Rajab atau salah satu dari bulan haram lainnya. Lihat Latho-if Al Ma’arif, 214. Ulama Hambali memakruhkan berpuasa pada bulan Rajab saja, tidak pada bulan haram lainya. Lihat Latho-if Al Ma’arif, 215.
Namun sekali lagi, jika dianjurkan, bukan berarti mesti mengkhususkan puasa atau amalan lainnya di hari-hari tertentu dari bulan Rajab karena menganjurkan seperti ini butuh dalil.

Ada 6 (enam) keistimewaan Puasa Bulan Rajab yaitu :
1. Melaksanakan puasa sebulan
Rasulullah SAW bersabda “ Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu neraka jahanam. Bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga . Dan apabila puasa 10 hari maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya.” HR.At-Thabrani.
2. Mencatat amalnya selama 60 bulan.
Rasulullah SAW bersabda , barang siapa puasa pada tanggal 27 Rajab , Allah mencatatnya sebagaimana orang yang puasa selama 60 bulan.” Abu Hurairah.

3. Apabila puasa selama 7 hari pada bulan Rajab maka akan menutup pintu neraka baginya.
4. Apabila puasa selama 8 hari pada bulan Rajab akan membuka 8 pintu surga untuknya.

5. Apabila puasa selama 10 hari pada bulan Rajab maka akan menghapus dosa dosanya dan diganti dengan kebaikan .

6. Apabila puasa sehari pada bulan Rajab maka akan mendapatkan air susu yang berasal dari sungai Rajab di surga. Rsanya manis melebihi madu. Rasulullah SAW bersabda , “Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan dan rasanya lebih manis dari madu.

Wallahu A’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

70 − = 62