Webinar Forum Diskusi Publik “Mendorong Generasi Muda Dukung Produk UMKM Melalui Platform Digital”

FOKUSATU-Pemerintah fokus mendorong bergeraknya sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya menghadapi guncangan pandemi Covid-19 saat ini. Salah satu jalannya adalah memanfaatkan teknologi berbasis digital.

Hal ini dikatakan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Widodo Muktiyo saat Web Seminar (Webinar) bertajuk Mendorong Generasi Muda untuk Mendukung Produk UMKM Melalui Platform Digital pada Rabu (5/8/2020).

Untuk itu, pada Webinar yang terselenggara berkat kerjasama Ditjen IKP dan Komisi I DPR-RI tersebut, Widodo mengungkapkan bahwa pemerintah terus membuka peluang khususnya kepada generasi muda untuk terlibat menggerakan perekonomian nasional, dalam hal ini mendukung produk UMKM melalui platform digital.

UMKM di katakan Dirjen harus mampu bertransformasi bisnis sehingga menginspirasi sekaligus mengoptimalkan produktivitas melalui pemanfaatan media daring (Go Virtual), terlebih sebagai upaya bertahan dan bangkit dari dampak negatif pandemi Covid-19.
“Pemerintah sepenuhnya berpihak kepada pelaku UMKM dengan meringankan beban UMKM yang mengalami tekanan akibat Covid-19,” ujar Dirjen IKP.

Keberpihakan tersebut dikatakan Widodo, misalnya memberikan bantuan modal kerja yang diperuntukkan bagi pelaku UMKM yang terdampak. Sehingga, para UMKM dapat melakukan aktivitas produktif di tengah pandemi Covid-19.

“Pemerintah berikan tambahan modal untuk mensupport pelaku UMKM,” imbuhnya.
Misalnya, para pelaku UMKM tidak perlu membayar pajak minimal kepada instansi pemerintah terkait. Kebijakan tersebut bertujuan agar memberikan keringan bagi para pelaku UMKM dalam menjalankan aktivitas produktif.
“Pajak minimal dihapuskan sementara untuk meringankan beban UMKM yang mengalami tekanan karena Covid-19,” imbuhnya.

Anggaran yang telah dikucurkan, termasuk dalam alokasi dana yang diperuntukkan pemulihan ekonomi nasional mencapai Rp695 triliun.
Tak hanya itu, pemerintah juga telah mencanangkan gerakan bangga buatan Indonesia yang digagas oleh Presiden Joko Widodo dalam beberapa waktu lalu dalam dagang daring. Dalam kegiatan tersebut, seluruh instansi pemerintah harus ikut menyemarakkan gerakan itu dalam setiap kanal komunikasi yang dimilikinya.

Mari kita bangga buatan Indonesia, konsumsi buatan dalam negeri. Baju kita, celana kita, sepatu kita, makanan kita, termasuk yang menjadi kebutuhan sehari-hari kita. Supaya Indonesia menjadi negara yang kuat ekonominya, khsusunya ekonomi kecil. Karena struktur ekonomi kerakyatan ini yang membanggakan dan mampu bertahan di saat krisis, ungkap Widodo.

Dengan begitu, produk lokal UMKM akan berpotensi besar dibeli oleh masyarakat dibandingkan produk luar negeri. “Ada program yang dicanangkan presiden. Mari kita bangga buatan indonesia, inilah tantangan,” tuturnya.

Saat ini melalui dagang daring, potensi penyebaran Covid-19 dapat diredam dengan efektif. Dibandingkan berdagang secara konvesional melalui medium toko dan lain-lain.
“Pemerintah berpihak kepada kelangsungan UMKM, tetapi UMKM dituntut go virtual. Dengan menggunakan go virtual ini, pelaku UMKM harus menjadikan produknya high profile untuk mendapatkan high profit,” katanya.
Kesempatan untuk maju bagi UMKM semakin terbuka karena turut mendapatkan perhatian dari banyak pemangku kepentingan dikarenakan sektor ini merupakan pilar perekonomian utama, termasuk saat menghadapi dampak pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
“60 persen pendapatan kita ditopang oleh sektor UMKM,” tuturnya.
Secara khusus, untuk mendukung UMKM Go Virtual pemerintah melalui Kementerian Kominfo RI selalu memprioritaskan penyediaan sinyal di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).

Saya sampaikan khususnya untuk masyarakat Sulawesi Utara, bahwa pemerintah melalui Kementerian Kominfo RI selalu memprioritaskan menjangkau wilayah 3T dan wilayah yang belum terjangkau 4G. Dengan adanya sinyal disana nantinya betul-betul ditangkap sebagai peluang untuk kegiatan ekonomi produktif, katanya.

Sementara Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut saat yang sama menyampaikan bahwa untuk mewujudkan Indonesia The Digital Energy of Asia salah satunya dengan merangsang perkembangan UMKM melalui e-commerce.

Kenapa UMKM? Hillary mengungkapkan bahwa UMKM merupakan pelaku ekonomi terbesar di Indonesia dengan 60% kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto(PDB).

Ekonomi digital Indonesia bakal meraksasa apabila potensi UMKM bisa diangkat melalui platform digital dan perdagangan elektronik, kata Hillary
Karena itu, pengembangan sektor UMKM masuk marketplace melalui digitalisasi ekonomi harus didukung oleh pemerintah pusat hingga daerah. Termasuk penyediaan infrastuktur telekomunikasi. Maka itu Hillary juga meminta Kominfo untuk penyediaan sinyal bagi daerah 3T dan daerah kepulauan.
Kebutuhan primer saat ini bertambah, yaitu battery dan sinyal atau wifi. Dengan adanya sinyal yang baik dapat memajukan perekonomian rakyat.

Jika sudah lancar sinyalnya, maka UMKM Go Digital bisa digerakkan untuk mendapatkan peluang-peluang baru yang menjangkau daerah terpencil, tuturnya.
Generasi muda yang terkena imbas pandemi Covid-19, menurut Hillary, pemanfaatan ekonomi digital dengan bergotong-royong mendukung produk UMKM harus ditangkap sebagai peluang.
Melalui marketplace, kita dapat saling mendukung produk UMKM yang dapat membuka peluang bagi generasi muda yang terkena imbas pandemi Covid-19 dari yang terkena PHK dan penghasilan menurun,” ungkapnya.

Generasi muda, lanjut Hillary diharapkan menjadi bagian dari gerbong ekonomi digital baik sebagai pemain atau pun pengguna. Tidak hanya generasi muda di perkotaan saja tetapi mereka di pedesaan juga harus turut didorong, apalagi sudah banyak infrastruktur yang dibangun hingga ke pelosok daerah, dan hal ini harus dimanfaatkan generasi muda Indonesia.
Sementara praktisi e-commerce yang juga CEO Titipku Henri Suhardja, mengemukakan bahwa pandemi Covid malahan telah memberikan peluang bagi pelaku usaha.
“Peluang selalu ada. Saat pandemi ini, telah memunculnya pengusaha baru dari krisis, ungkap Henri.

UMKM harus naik kelas, karena itu, Henri mengajak generasi muda khususnya pelaku UMKM agar memiliki mindset sebagai pengusaha, bukan sebagai pedagang. Disamping itu, mampu memilki produk sesuai dengan kebutuhan market.
Kita bisa memulai dari usaha kecil dan bergerak cepat dengan memanfaatkan platform digital. Inilah kolaborasi yang dibutuhkan saat ini, tuturnya.

Di akhir paparannya, Henri menyeru secara khusus kepada generasi muda untuk bangga dan menjaga produk UMKM agar dapat menjadi tamu di negeri sendiri.
Generasi muda harus tetap cinta dan menjaga produk UMKM, jangan sampai produk UMKM kita kalah dengan produk dari luar negeri, serunya.
**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

15 − = 12