DEDI ISKANDAR BATUBARA: MENINGKATKAN POTENSI DIRI BERARTI MEWUJUDKAN NILAI 4 PILAR KEBANGSAAN

FOKUSATU-Anggota DPD RI/MPR RI dari Sumatera Utara, Dedi Iskandar Batubara menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan pada Ahad (7/8/22). Bertempat di Gedung sekolah MTS Al Washliyah 16 Perbaungan, Deli Serdang, acara tersebut dipadati oleh sekira 150 guru dari berbagai lembaga Pendidikan Al Washliyah di kawasan Deli Serdang.

“Saya sengaja mengundang guru-guru dari sekolah Al Washliyah di sekitar Deli Serdang, karena saya ingin menjadikan acara ini sebagai sarana silaturrahmi dan tukar pikiran mengenai beragam masalah pendidikan, serta isu-isu kebangsaan,” ujar pria yang akrab disapa DIB.

Tampil bersama Rusman yang merupakan salah seorang kader senior Al Washliyah, Dedi Iskandar Batubara mengatakan bahwa setiap guru Al Washliyah harus terus belajar demi meningkatkan kualitas dan kapasitas diri. Menurutnya, meningkatkan potensi dan kualitas diri sejatinya merupakan bagian dari aktualisasi nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan.

“Salah satu Empat Pilar Kebangsaan adalah UUD 1945. Kodifikasi hukum tertinggi yang merupakan acuan kita semua dalam menjalankan negara. Dalam undang-undang tersebut, pendidikan disebutkan sebagai salah satu hak warga negara. Oleh karena itu, dibuatlah undang-undang turunan yang mengatur tentang teknis rinci pelaksanaan Pendidikan di Indonesia. Yaitu Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam bab III yang berisi tentang prinsip dan profesionalitas, pasal tujuh ayat 1 menyebutkan sejumlah kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Baik guru maupun dosen. Intinya, pasal itu meminta supaya semua pendidikan di semua tingkatan Pendidikan harus profesional. Untuk menjadi pribadi yang profesional, satu-satunya cara adalah terus belajar meningkatkan kualifikasi dan kualitas diri,” jelas senator yang juga Ketua PW Al Washliyah Sumatera Utara.

Hal senada juga disampaikan oleh Rusman. Menurutnya, guru merupakan profesi yang paling berbeda dengan profesi yang lain. Tuntutan untuk meningkatkan wawasan, keterampilan, serta semua kemampuan yang dibutuhkan untuk mendidik, lebih besar dibandingkan dengan profesi lain.

“Objek yang ditangani guru adalah murid. Bukan benda mati seperti computer misalnya. Tugas guru adalah mendidik. Menginstal nilai-nilai luhur pada jiwa manusia. Pasti jauh berbeda dari hanya sekadar menginstal program baru atau menginput data ke computer. Dinamikanya jauh lebih rumit dan sulit. Oleh karena itu, seorang guru harus terus meningkatkan semua potensi yang dimiliki. Karena pada titik itu, berarti seorang guru telah melaksanakan amanah sekaligus nilai-nilai dalam UUD 1945,” paparnya.

Semua peserta terlihat antusias mendengarkan paparan materi Empat Pilar Kebangsaan. Mereka merasa bahwa kemampuan kedua pemateri mengaitkan Empat Pilar Kebangsaan dengan profesi mereka sebagai guru, menjadikan acara tersebut lebih inovaif daripada yang pernah mereka ikuti.

“Seperti ini seharusnya acara Empat Pilar Kebangsaan dibuat. Bisa dikaitkan dengan profesi kami sebagai guru. Jadi lebih membumi dan lebih bermakna. Tidak seperti yang pernah kami ikuti sebelumnya. Hanya berisi paparan naratif tentang Empat Pilar Kebangsaan, yang sebenarnya sudah kami pahami, karena merupakan materi ajar yang kami sampaikan kepada murid-murid,” jelas salah seorang peserta.

Setelah sesi diskusi selesai, moderator kemudian menyerahkan acara kepada pembawa acara. “Demikianlah acara sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kali ini. Kesimpulannya, kita harus terus belajar meningkatkan kualitas diri, kerena itu adalah bagian dari cara kita sebagai guru untuk mewujudkan nilai-nilai Pilar Kebangsaan,” pungkasnya.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

− 3 = 6