Sunan Bonang Dan Kesaktian nya

FOKUSATU-Sunan Bonang nama aslinya adalah Raden Makdum Ibrahim. Sunan Bonang adalah putra dari pasangan Raden Rahmat Sunan Ampel Surabaya dan Nyai Ageng Manila dari putri kerajaan Majapahit.

Raden Rahmat datang ke tanah jawa karena berkat kehendak dari raja Majapahit, tiada lain kecuali diminta untuk memperbaiki masyarakat di sana. Termasuk tentang bagaimana cara mendidik masyarakat dengan akhlaq yang mulia.

Kemudian Raden Rahmat diambil menantu oleh sang raja Majapahit dengan putri kesayangannya yaitu Candrawulan atau yang lebih dikenal adalah Nyai Ageng Manila. Atas pernikahan inilah, Raden Rahmat mempunyai keturunan atau putra yang salah satunya adalah Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang.

Singkat cerita, Bonang adalah suatu benda atau alat musik. Pada jaman Wali Songo hanya kesenian musik inilah satu-satunya yang mempunyai nada atau lagu yang kedengarannya sangat enak di telinga orang-orang.

Bonang sendiri adalah sejenis gending yang terbuat dari besi kuningan, dimana bagian tengahnya ditonjolkan ke atas dan saat ditabuh tonjolan itu akan berbunyi dengan suara yang sangat merdu. Dan yang membunyikan Bonang itu adalah Raden Makdum Ibrahim sendiri.

Raden Makdum Ibrahim lalu oleh masyarakat Tuban diberi nama Sunan Bonang. Karena sangat pintar, cerdik dan ahli dalam memainkan alat musik itu. Tak heran bila banyak masyarakat yang menyukainya serta berbondong-bondong datang memainkannya.

Bonang dan Sunan Bonang inilah yang mampu membuat perampok ketakutan. Bonang sendiri kedengarannya enak. Namun ketika orang yang mendengarkan adalah orang jahat, maka bunyi dari Bonang itu juga akan jahat yakni tidak enak lagi untuk didengar.

Bahkan Sunan Bonang pernah menaklukan perampok karena bunyi Bonang itu. Ya, perampok itu tidak berdaya bila mendengar bunyi alat yang terbuat dari besi itu. Ketika Bonang ditabuh, maka perampok akan menjadi lumpuh dan tidak bergerak lagi.

Yang nama nya perampok, bila lumpuh dan tidak bisa bergerak, tentu ia tidak bisa lagi membuat onar dan berbut semena-mena atas kejahatan. Lalu perampok itu menyuruh Sunan Bonang agar Bonang itu tidak lagi dibunyikan alias segera dihentikan.

Setelah dihentikan, perampok pun akhirnya berjanji sendiri bahwa, ia tak akan lagi berbuat zalim dan berbuat jahat atas masyarakat dan tentu ingin bertaubat atas kejahatan yang telah ia buat pada dulunya.

Perampok pun bertanya, “Apakah orang-orang yang sudah terlanjur melakukan dosa besar masih bisa bertaubat atas Tuhan”? Sunan Bonang pun menjawab, “Pintu taubat selalu terbuka bagi siapa saja, asalkan benar-benar bertaubat dan tidak mengulangi lagi, Allah pasti mengampuni dosa besar itu”.

Sumber :
Zubair Mahendra
Redaktur Atorcator | Pemuda Asli Sumenep Madura

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 36 = 38