Mengenal Sosok Puadi Komisioner Bawaslu DKI Jakarta

FOKUSATU-Puadi, S.Pd, MM. Sosok Komisioner Bawaslu DKI Jakarta yang low profile,yang tak pernah menyangka diri nya menjadi pejabat Bawaslu.

Pernah menjadi Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI ) di Kampusnya Universitas Negeri Jakarta (UNJ),Berawal 2014 anggota panwaslu jakarta barat kemudian sebagai Ketua Panwaslu Jakarta Barat untuk pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta 2017,Dan saat ini menjadi Komisioner Bawaslu DKI Jakarta untuk Pemilu legialatif Dan Pemilu Presiden 2019.

Puadi yang gemar bermusik,menceritakan, awalnya tak tahu menahu soal musik. Puadi mulai kenal musik semasa kuliah. Bahkan Puadi pernah menjadi anggota kelompok musik di kampusnya saat kuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Itu 15 tahun lalu.

Pria kelahiran Bekasi, 4 Januari 1974 lalu ini mengakui tak satupun alat musik dikuasainya. Seiring waktu berlalu, satu per satu alat musik bisa dimainkan.

Dikatakan “Saya sebelumnya, hanya ‘penyanyi kamar mandi’ alias kuliah di Universitas Kamar Mandi (UKM). Enggak tahu soal musik. Karena kawan-kawan, ya terbawa lingkungan kampus. Jadinya, tahu musik,” kata Puadi

Waktu pun terus berjalan, ia bersama kawan kampusnya. Puadi berkumpul bersama rekannya untuk membentuk kelompok musik. Sebagai anak muda di era itu, band yang dibentuknya itu hanya sekadar nongkrong bareng.

“Karena seringnya berkumpul dengan kawan-kawan, jadi tak hanya belajar bermain alat musik, tapi juga mendalami olah vokal menjadi sang vokalis musik. Dan saya lebih menyukai aliran musik soft, seperti pop. Enggak terlalu suka dengan musik beraliran keras,” ungkap Puadi.

Lulus kuliah 1998 di UNJ, ia mulai tidak berkumpul lagi dengan kawan semusiknya,karena masing-masing sudah memiliki kesibukan.

Bagi Puadi, semangat bermusiknya pernah pudar. Itu Terbukti saat menjadi guru mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di tiga SMAN berbeda yakni SMAN 24 Jakarta, SMAN 30 Jakarta dan SMAN 37 Jakarta Puadi tetap aktif bermusik.

“Di SMAN 24 Jakarta, saya pernah membentuk band musik musik ‘Teletubis’. Di situ lagi-lagi saya dipercaya menjadi vokalis,” kata nya.

Berselang beberapa tahun, ia berkesempatan menekuni musik melalui tawaran membentuk sekolah musik oleh owner Bimbingan Belajar Primagama, Ir Sunaryo Sunardi pada tahun 2003. Dengan bekerjasama dengan sekolah Musik Purwacaraka, ia pun diangkat sebagai Brand Manager.

“Saat itu saya diberi amanah untuk memimpin sekolah musik bernama Purwacaraka sejak Desember 2003. Di situ saya banyaa belajar,” kata suami dari Siti Nur Subhiani.

Sebagai kepala di Purwacaraka, ia dituntut menguasai vokal atau alat musik. Dan di situ kemampuan musiknya makin terasah. Usaha kerasnya ingin menguasai musik, agar dapat meyakinkan murid bahwa sekolah Purwacaraka bukan sekadar pelaku bisnis. Juga dapat menguasai musik dengan teknik tinggi.

“Dengan amanah baru itu, ada tuntutan harus bisa memainkan musik dengan berbagai jenisnya. Di situ saya ikut belajar olah vokal dan piano dengan baik,” ujarnya.

Musik ya musik. Tak menghalangi jabatannya sebagai Komisioner Bawaslu DKI berhenti bermusik. Di sela-sela kesibukannya, ia bersama putrinya Futi Thurfah Nada dan putranya Azmi Oktafiano menyempatkan waktu bermain musik bersama keluarga.

“Memanfaatkan waktu luang, sesekali kita bersama keluarga berkumpul bernyanyi bersama di rumah dan menjalin keakraban dan kedekatan bersama,” katanya.

Pada kesempatan itu, Puadi mengaku, sesuai hasil penelitian telah membuktikan musik dapat mencerdaskan anak dan mengubah suasana hati lebih riang dan gembira.

“Secara ilmiah bahwa manfaat musik itu sangat banyak. Musik itu universal. Karena siapapun, dan usia berapapun dapat menikmati musik sesuai dengan emosi jiwa,”.

Di sela sela kesibukan nya sebagai komisioner Bawaslu DKI Jakarta Divisi Penanganan dan Pelanggaran,Puadi menulis buku yang berjudul ” Demokrasi, Pemilu Dan Politik Uang.

Di Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2020 ,MN KAHMI menggelar diskusi virtual buku yang di karang Puadi tersebut, dengan menghadirkan Pembahas Prof DR Siti Zuhro, MA ( peneliti Politik LIPI), Prof DR Muhammad, S.IP, M.Si (Ketua DKPP RI), Chusnul Mar’iyah, Ph.D (Komisioner KPU RI 2002-2007 dan Dosen UI)

Puadi sebagai penulis menyadari sepenuhnya jauh dari kata sempurna tetapi paling tidak mampu menggambarkan sebuah kondisi dan realitas dalam penyelenggaraan pemilu dimana sedikit banyak memiliki pengalaman dalam persoalan tersebut, dan kami pun membuka riang seluas luasnya terhadap kritik dan saran serta masukan masukan yang akan melengkapi dan menyempurnakan buku ini ibarat pepatah *Buku adalah Jendela Dunia* maka butuh tempat atau perspektif untuk menempati dimana jendela itu ditaro sehingga dunia akan semakin luas keterbukaan wawasan dalam melihat persoalan demokrasi dan pemilu menjadi sebuah keniscayaan.

Harapannya buku ini sedikit banyak akan menjadi sebuah literasi atau keterbukaan wawasan dalam hal penyelenggaraan pemilu khususnya pengawasan pemilu dari aspek penanganan dan penindakan pelanggaran dimana kita tahu bahwa didepan mata kita penyelenggaraan pemilu serantak akan digelar, ditengah situasi dan kondisi bangsa yang sedang mengalami wabah covid hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri dalam pengawasan pemilu terutama penangan pelanggaran.

Pengawas pemilu akan sangat kesulitan dalan menindak dan memutuskan sebuah temuan atau laporan dimana banyak calon baik incumbent atau petahana melakukan upaya upaya dalam aksinya disatu sisi mereka memiliki kewajiban mambantu masyarakatnya yang mengalami persoalan covid 19 tetapi disatu sisi jangan sampai hal ini dijadikan cara untuk mencederai proses dan tahapan penyelenggaraan dengan menjadikannya politik uang, dan kepada calon yang bukan petahana tidak menutup kemungkinan melakukan hal yang sama karena butuh kecerdasan dan sikap yang jernih dan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan dalam mensikapinya hal ini tentu tidaklah mudah.

Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tak terhingga atas dukungan dan fasilitasi serta bantuan semua pihak sehingga kegiatan ini bisa terlaksana, dengan senantiasa mengharap Rahmat serta Ridho Allah SWT kami penulis menghaturkan terima kasih.
YAKUSA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

80 − 75 =