Pingin Jadi Ilmuwan, Tunggu Pameran ISE 2017

WARTAHOT –  “Science Expo (ISE) 2017″ kembali digelar kedua kalinya. Hal ini diutarakan oleh Laksana Tri Handoko, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) LIPI dalam kegiatan Kick off pada Kamis (2/2) di Gedung LIPI, Jl. Gatot Subroto No. 10, Jakarta Selatan.

Terang Handoko, penyelenggaraan ISE 2017 berbeda dengan ISE 2015, tahun ini sangat istimewa karena bersamaan dengan 50 tahun kiprah LIPI dalam kontribusinya pada perkembangan iptek dan arah ilmu pengetahuan di Indonesia. ISE tahun ini merupakan penyelenggaraan yang kedua, setelah penyelenggaraan pertama berlangsung pada 2015 silam. Pada pelaksanaan ISE yang direncanakan pada 23-26 Oktober 2017 di Balai KartiniJakarta.

“Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini pada dasarnya untuk mengomunikasikan atau memasyarakatkan apa yang telah dilakukan peneliti Indonesia dalam bidang riset dan manfaatnya bagi masyarakat luas,” imbuh Handoko.

Konsep acara utama ISE 2017 terdiri dari tiga zona, yakni Science for Science, Science for Scientific Community, dan Science for Stakeholders. Sciencefor Science adalah kontribusi LIPI dalam perkembangan ilmu pengetahuan melalui perbaruan teori atau metode, hasil-hasil temuan baru, dan karya tulis ilmiah yang bereputasi. Guna menambah daya tari event, LIPI juga menggelar kompetisi science untuk umum, peserta yang sudah menang ditingkat internasional boleh ikut.

Nur Tri Aries Suestiningtyas, Kepala Biro Kerja sama, Hukum, dan Humas LIPI menjelaskan, ISE 2017 akan menampilkan hasil-hasil riset peneliti, baik kementerian dan lembaga negara, perguruan tinggi dan tentunya juga LIPI, serta industri. Dari LIPI saja ada 500 karya yang sudah dipaten, yang akan ditampilkan 10 persennya saja. Kegiatan ISE ini terdiri dari pra kegiatan dan pelaksanaan kegiatan.

Nur berharap, penyelenggaraan ISE kali ini mampu mempertemukan kalangan peneliti, akademisi, pebisnis, serta pemerintah untuk bersinergi. “Kami berharap melalui ISE 2017 dapat meningkatkan minat masyarakat menjadi peneliti, harus diakui bahwa peniliti di Indonsia masih kurang”, kata Nur. (Gbr)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 88 = 95