FOKUSATU– Jurnalis atau wartawan Muslim harus menjadi motor penggerak ukhuwah Islamiyah. Karena dengan ukhuwah yang kokoh Islam bisa bangkit membangun peradaban yang maju dan modern.
Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Pembina PJMI Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, SH.,LL.M, pada halal bi halal Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) Jumat 28/4.
Meski tidak hadir secara fisik, Prof Dailami yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah DPD DKI Jakarta ini, berharap PJMI terus melanjutkan berkiprahnya menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat.
“Salah satu ciri yang membedakan PJMI dengan wartawan lain adalah informasi yang disampaikan itu haruslah yang benar. Bisa dipertanggungjawabkan dan mendidik. Bukan informasi yang menimbulkan perpecahan dan keresahan, apalagi yang bersifat hoax,” tuturnya.
Halal bi halal diselenggarakan di rumah almarhum Imansyah Harun Al Rasyd atau di sekretariat Yayasan Anugrah Qalam Indonesia, Kampung Kubang, Cileungsi, Kab Bogor, Jawa Barat. Di koordinator oleh Anugrah Widhy selaku ketua bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat PJMI, kami sengaja mengadakan di sana untuk mengenang Imansyah yang meninggal tahun lalu.
Imansyah adalah salah seorang tokoh penggerak sehingga PJMI kembali eksis. Jabatan terakhirnya adalah Bendahara Umum.
Acara dimulai jam 14.00 wib. Berlangsung dalam suasana santai, kekeluargaan dan penuh keakraban. Selain anggota PJMI keluarga besar alm. Imansyah juga bergabung. Selain menyampaikan ucapan terima kasih, mereka juga memberita kabar baik. Yaitu puteri tertua alm. Imansyah, ananda Sarah, akan melangsungkan pernikahan dengan lelaki pujaan hatinya, bulan depan.
Selain ramah tamah, kegiatan juga diisi dengan diskusi yang cukup hangat. Ketua Umum PJMI Ismail Lutan menyampaikan progres yang telah dilakukan oleh organisasi selama ini. Selain itu ia juga menyampaikan program kerja ke depan.
Diantaranya rencana Rakernas yang akan dilaksanakan sekitar bulan Juni, di Dago Bandung. Yakni di Villa milik salah seorang renanan, Ibu Laena (Ketua Lumbung Indonesia).
“Untuk kegiatan ini diketuai oleh Pak Sri Widodo Soetarjowiyono yang juga wartawan FNN,” tutur Ismail.
Agenda lain yaitu kelanjutan dari program Sejuta Jurnalis Masjid. Setelah menyelenggarakan pesantren Jurnalis Masjid di Islamic Center Bekasi pada Ramadhan lalu, ada permintaan dari komunitas penyandang disabilitas untuk melakukan pelatihan serupa kepada kaum disabilitas, di Islamic Center Bekasi. Program ini diketuai oleh Bapak Setyohadi.
“Bersamaan dengan itu pihak Islamic Center Bekasi juga ingin berkolaborasi dengan PJMI untuk mendirikan Pusat Informasi Islam. Program ini sedang dimatangkan oleh teman-teman yang berdomisili di Bekasi,” tambah Ismail.
Rencana lain yang sedang dilakukan, lanjut Ismail adalah pendirian Akademi Mimpi. Program ini adalah kelanjutan dari kunjungan wartawan PJMI ke Bukit Lebah, Ciater, Subang, Jawa barat, beberapa waktu lalu. Saat ini program tengah dimatangkan oleh Bapak Muhammad Anthony yang secara aklamasi diminta sebagai Direkturnya.
Sedangkan program yang cukup menantang adalah Workshop Jurnalis Lingkungan yang rencananya akan diselenggarakan bulan Agustus mendatang. Pimpro (PIC) giat ini adalah Waksekjen Rana Setiawan. Menurut Rana, progress kegiatan ini cukup menggembirakan.
“Dalam giat ini kita bekerjasama dengan berbagai pihak/lembaga. Diantaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komunitas Mat PECI, beberapa LSM asing dan keduataan Besar Amerika di Jakarta. Insya Allah sejauh ini timeline berjalan positif,” tutur Rana.
Dalam diskusi yang cukup hangat itu juga mengemuka berbagai usulan mengenai posisi PJMI dalam menghadapi Pemilu 2024. Dalam hal ini Ketua Umum Ismail Lutan mempersilakan seluruh anggota untuk merumuskannya pada Rekernas mendatang.
Ketum Ismail Lutan juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof Dailami yang ikut menyumbang untuk kelancaran acara. Dana dari Prof Dailami, atas persetujuan anggota, sebagian diserahkan kepada keluarga alm. H. Imansyah Hakim Al Rasyid.***