H.M SALEH SOSIALISASIKAN 4 PILAR KEBANGSAAN KEPADA MASYARAKAT BENGKULU

FOKUSATU– Anggota DPR RI/MPR RI asal Bengkulu, H. Mohammad Saleh SE, menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di daerah pemilihannya pada Senin (28/11/22). Bertempat di ballroom Hotel Golden Rich 88 Curup, acara itu dipadati oleh tak kurang dari 150 peserta.

Dalam pengantarnya, politisi partai Golkar menegaskan bahwa salah satu tugas MPR RI adalah menyosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kepada masyarakat. Tujuannya supaya masyarakat bisa memahami akar sejarah bangsa, lalu meneruskan cita-cita luhur kemerdekaan.

“Setiap anggota parlemen yang terdiri dari DPR dan DPD, wajib menyosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan kepada masyarakat, agar masyarakat punya pengetahuan yang utuh terhadap nilai-nilai luhur kebangsaan yang dirumuskan oleh para founding father negeri. Masyarakat harus paham bahwa proses perumusan konsensus kenegaraan dan kebangsaan, seperti UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah sesuatu yang harus diapresiasi tinggi. Karena konsensus-konsensus inilah yang menjaga persatuan dan kesatuan negara Indonesia yang sangat majemuk,” papar anggota Komisi VIII DPR RI.

Lebih lanjut mantan ketua DPD RI tersebut menegaskan bahwa Empat Pilar Kebangsaan harus terus dijaga dan dipraktikkan dalam interaksi kehidupan sehari-hari, karena setiap penduduk Indonesia punya tanggung jawab moral untuk menjaga agar negeri ini tetap utuh, dan tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia.

“JIka diurut, UUD 1945 sebagai hukum tertinggi di negeri ini berfungsi sebagai acuan sekaligus payung hukum bagi seluruh regulasi yang berlaku. Artinya, jika masyarakat melihat ada peraturan, apa pun jenisnya, baik undang-undang, perpres, permen, perda, dan lain-lain yang tidak senafas dengan UUD 1945, maka harus dibawa ke Mahkamah Konstitusi untuk dilakukan judicial review.”

“Kemudian Pancasila sebagai dasar negara. Harus dijadikan pedoman dalm bersikap dan bertindak. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa misalnya, mengharuskan penduduk Indonesia untuk saling menghormati agama dan keyakinan orang lain. Jadi, jika ada orang yang mendiskreditkan agama orang lain, atau malah memilih untuk tidak beragama, atheis, maka ia tidak pantas untuk hidup di bumi persada.”

“Lalu ada NKRI yang dipilih sebagai bentuk negara. Artinya, semua wilayah di negeri ini harus tunduk pada sistem kesatuan. Tidak boleh ada daerah yang mengharapkan sistem federasi seperti negara lain.”

“Terakhir semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan ini harus diwujudkan dalam kesamaan dan kesetaraan setiap suku bangsa di Indonesia. Jangan sampai ada suku bangsa yang merasa lebih dari suku bangsa yang lain. Ini penting karena persoalan SARA merupakan akar masalah terjadinya disintegrasi yang terjadi. Coba perhatikan negara-negara lain yang pecah, seperti Uni Soviet atau negara-negara Balkan. Pemicunya adalah perbedaan suku bangsa.”

Masyarakat terlihat antusias mendengarkan paparan dari politisi yang juga dikenal sebagai pengusaha sukses asli Bengkulu. Mereka bahkan meminta supaya sosialisasi Empat Pilar lebih sering digelar, agar tercipta kesamaan visi kebangsaan di tengah-tengah masyarakat.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 45 = 55