Boven Digoel, Film Kisah Perjuangan Dokter di Pedalaman Papua

WARTAHOT – Boven Digoel, film pertama buatan PH asli Papua, Foromoko Matoa Indah Film, dengan arahan sutradara FX Purnomo ini, siap membawa nuansa yang berbeda pada industri perfilman Tanah Air.

Sebuah film berlatar kearifan lokal P apua yang mengangkat kisah nyata dokter kandungan di belantara Boven Digoel. Seorang dokter yang menantang maut melakukan operasi sesar dengan menggunakan pisau silet di desa Digoel Papua sekitar tahun 1990-an.

John Manangsang, sang penulis buku dan juga dokter yang dikisahkan dalam film tersebut mengatakan, angka kematian ibu dan bayi di Papua masih menduduki peringkat satu di Indonesia.

“Padahal zaman dulu tenaga dokter spesial ibu dan anak belum banyak di Papua. Berbeda dengan sekarang, di tiap kabupaten di Papua ada satu hingga empat dokter. Belum lagi, rumah sakit ada di mana-mana,” ujar John saat premiere film Boven Digoel di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2017).

Film ini merupakan gambaran pertaruhan yang luar biasa dari seorang dokter muda yang berusaha keras menyelamatkan dua nyawa sekaligus, si ibu dan anaknya.

“Bukan hanya hidup mati pada pasiennya, tapi juga hidup mati dokternya karena kondisi hutan dengan tidak ada obat bius untuk operasi dan peralatan yang terbatas, sehingga sang dokter terpaksa harus menggunakan silet untuk melakukan operasi sesar,” kenang John.

Nuansa film produksi PH pertama asli Papua ini pun semakin ciamik dengan hadirnya aktris senior Christine Hakim yang berperan sebagai Mama Dokter John.

Untuk pemeran utama yang berperan sebagai Dokter John adalah rapper kenamaan Tanah Air, Joshua Matulessy atau yang karib disapa JFlow.

“Film dengan tema yang gak mungkin saya tolak. Visi, misi, dan semangatnya sejalan. Jadi, saya sangat senang sekali terlibat dalam film ini,” tutur Christine Hakim.

“Aku main film ini karena diminta sama seorang artis senior, Christine Hakim. Aku awalnya pengen nolak karena basic aku bukan di akting. Namun karena yang minta seorang legend, Christine Hakim, aku gak bisa nolak. Aku pikir aku bakal punya banyak pengalaman baru walaupun syutingnya jauh dari kota dan membutuhkan perjalanan yang cukup melelahkan, 12 jam perjanan menuju lokasi syuting,” tambah JFlow.

Film bernuansa heroik garapan Production House asli Papua, Foromoko Matoa Indah Film ini akan mulai tayang pada 9 Februari 2017. (Oz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

88 + = 95