Yahya Zaini : Stunting Ada Penyebab dan Cara Pencegahannya

FOKUSATU– Upaya pencegahan dan penurunan stunting terus digencarkan. Hal ini karena angka stunting yang masih cukup tinggi sehingga menjadi masalah nasional. Direktorat Ketahanan Remaja (Dithanrem) Badan Kependudukan & Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat mengadakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu bersama M. Yahya Zaini S.H. selaku Anggota Komisi IX DPR RI.

Dalam sambutannya Yahya menjelaskan secara umum terkait stunting yaitu gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis pada 1000 hari pertama kehidupan. 270 hari dalam kandungan dan 730 hari di luar kandungan.

“Stunting ada penyebab dan cara pencegahannya. Kita harus memahami demi kebaikan generasi selanjutnya,” ujar Yahya Zaini dalam kegiatan sosialisasi yang digelar BKKBN di Desa Gebangkerep, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur,Ahad (13/08/2023).

Selanjutnya Yahya mengungkapkan beberapa penyebab stunting. Diantaranya kurangnya asupan gizi pada ibu hamil, pola asuh yang salah pada anak, kurangnya layanan kesehatan, kurangnya akses terhadap makanan yang bergizi, dan kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi.

“Bapak ibu juga perlu mengetahui beberapa cara mencegah stungting. Memberikan asupan gizi kepada ibu hamil, memberikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan pada bayi, setelah 6 bulan memberi MPASI yang dibolehkan, membawa anak secara berkala ke posyandu, dan memberikan lingkungan yang bersih dan sehat,” ungkap Anggota Komisi IX DPR RI dari Partai Golkar.

Acara dilanjutkan dengan pengukuhan Duta GenRe (Generasi Berencana) tingkat desa se-Kabupaten Nganjuk. Salah satu isi dari naskah pengukuhan Duta GenRe ialah remaja menjadi pelopor dalam menyebarkan dan mengembangkan ide keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

Narasumber dari Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN Pusat Priyanti S.E, M.P.H. yang hadir di acara ini juga mengungkapkan bahwa remaja dapat menjadi role model. Remaja dapat menyebarkan informasi terkait dengan stunting dengan bahasa yang mudah dipahami kepada teman-teman sebaya.

“Kalianlah salah satu role model yang patut dan layak untuk menyandang gelar Duta GenRe,” tegasnya.

Apri menjelaskan terkait Salam GenRe yaitu ada lambang jari jempol dan jari telunjuk menyatu membentuk angka 0 yang berarti zero atau nol bermakna katakan tidak terhadap 3 hal.

“Pertama, katakan tidak pada pernikahan di usia dini atau usia anak. Kedua, katakan tidak pada seks sebelum nikah. Lalu ketiga, katakan tidak pada NAPZA dan terorisme,” jelasnya.

Selanjutnya Apri mengapresiasi tingkat stunting di Nganjuk yang berkurang merupakan capaian bersama dan berharap kepada Bapak Ibu untuk tidak mengijinkan anaknya menikah diusia dini. Agar menikah dalam keadaan siap dan sehat sehingga melahirkan anak-anak yang berkualitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

− 6 = 3