FOKUSATU-Palestina adalah sebuah negara yang hingga saat ini masih terus berjuang memerdekakan dirinya dari penjajahan Zionis Israel. Berbicara tentang Palestina seakan tak pernah ada habisnya.
Hari ini Palestina menjadi “buah bibir” kembali di dunia maya dan nyata, setelah Zionis Israel kembali memborbardir kota Palestina bulan Mei lalu.
Banyak korban berjatuhan terutama warga sipil dan anak anak. Anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecil yang indah seperti bermain dan mendengar dongeng dan cerita penuh fantasi yang memanjakan imajinasi.
Sebagai sebuah bangsa, Palestina memiliki sejarah tua dan kebudayaan yang kaya setara dengan Babylonia, persia dan Arab. Seperti bangsa-bangsa besar lain yang memiliki kekayaan budaya, Palestina juga memiliki cerita cerita rakyat sebagai warisan budaya yang secara turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi.
Cerita-cerita rakyat Palestina tidak kalah unik dan menarik dari cerita rakyat negara lain, walau ada kemiripan jalan ceritanya.
Tak banyak yang kita ketahui tentang cerita-cerita rakyat Palestina. Untung ada seorang bernama Musthafa Hilmy, wartawan majalah Tempo yang menulis buku berjudul Dongeng-dongeng Palestina. Buku tersebut merekam 9 cerita rakyat Palestina.
Mustafa Hilmy menuliskan cerita-cerita rakyat Palestina tersebut sebagai oleh-oleh hasil kunjungannya ke Libanon. Buku tersebut ia tulis bersumber dari buku berjudul : Al Bathal Al-Falasthini fi Hikayatis Sya’biyyah (Pahlawan Palestina dalam Cerita Rakyat) karya Ali Al-Khalili, terbitan Dar Ibnu Khaldun tahun 1979. Buku tersebut beliau peroleh saat meliput krisis Libanon tahun 1982, ketika mengunjungi Damascus Fair.
Ada 9 cerita rakyat Palestina yang ditulis oleh Mustafa Hilmy dalam buku tersebut. Buku itu diterbitkan oleh Penerbit Timer Publishing Jakarta, Tahun 2009. Ke 9 cerita itu antara lain: Kisah Ayam Betina (ceritanya mirip Jaka Tarub) pasangan kecoa dan Tikus, Menangkap Hakim Pencuri, Putri Rembulan dan Matahari, Putri dan 40 orang botak (cerita tentang nenek sihir)
Membaca buku Dongeng Palestina karya Mustafa Hilmy, kita akan mendapat informasi tentang budaya Palestina dan seolah diajak berwisata imajinasi melihat sisi lain Palestina. Membaca dongeng-dongeng Palestina seakan membaca kekayaan budayanya, karena dongeng adalah simbol budaya sebuah bangsa.
Ditengah perang yang masih berkecamuk, semoga anak-anak Palestina masih bisa menikmati indahnya masa kecil melalui cerita-cerita yang mereka dengar dari orang tua, kakek, nenek dan guru-guru mereka.
Semoga perang segera berakhir dan rakyat Palestina bisa menikmati kemerdekaannya, sehingga anak-anak Palestina bisa kembali belajar dan mendengarkan kisah – kisah heroik para pahlawan mereka dan dongeng-dongeng kreatif penuh imajinasi warisan budaya bangsanya.