Prof Henry :Kalangan Milenial Di Tuntut Aktif Di Medsos Untuk Jaga Nilai Kebangsaan

FOKUSATU-Kaum muda atau biasa di sebut kaum milenial menjadi filter dan benteng ideologi trans nasional atau asing di katakan Prof Henry Subiakto, SH, MA selaku staf Menteri Kominfo RI bidang hukum,dan Guru Besar FISIP Universitas Airlangga di acara Webinar yang di adakan Kominfo dan DPR RI dengan tema “Milenial dalam Kehidupan Kebangsaan yang Berbhineka Tunggal Ika dan Bersosial Politik di Adaptasi Kebiasan Baru”, Jumat, 21 Agustus 2020.

Pemuda ikut menjaga dan menjadi benteng Pancasila dan NKRI serta membangun solidaritas Kebangsaan dan Kebhinekaan dengan memperkuat komitmen kebangsaan dengan melawan kelompok radikal, intoleran dalam komunikasi di medsos.

Di katakan lebih lanjut oleh Prof Henry, “Teknologi memungkinkan informasi dan pengetahuan terbuka lebar, sehingga pemahaman yang lebih luas tentang kebhinekaan dan hak hak minoritas.

Media sosial (medsos) menjadi panggung sosial, politik, ritual dan menjadi momentum kegiatan sosial.

Medsos menjadi sumber informasi utama sekaligus diinformasikan yang merongrong Demokrasi, oleh karena nya kalangan milenial harus aktif di media sosial untuk memfilter dan jaga nilai nilai kebangsaan, imbuh Prof Henry.

Kelompok minoritas bisa mengekspresikan membela diri dan menjelaskan eksistensinya di media sosial.

Allah SWT menciptakan manusia Indonesia dalam keberagaman dan itu disatukan dalam wadah Kebangsaan berdasarkan Pancasila.

Ketika kita bisa menerima perbedaan itulah nilai nilai manusia yang adil dan beradab yang membentuk solidaritas sebagai bangsa.

Penggunaan internet menjadi melonjak sejak adanya pandemi covid-19 ini atau di terapkan Work From Home (WFH), aplikasi belajar online, konsultasi kesehatan, bekerja, dan lain lain semua pake internet.

Penggunaan internet meningkat naik 443%, ritel online naik 400%, penggunaan televisi naik 80%, tanpa di sadari pandemi covid-19 telah munculkan adaptasi atau pembiasaan baru dan ini membuat Transformasi Digital berjalan lebih cepat, tutup Prof Henry.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 + 1 =