Dirjen IKP Gelar Webinar Mendorong Semangat Karya Anak Muda Di Tengah Pandemi

FOKUSATUDirektorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) , Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Hillary Brigitta Lasut (Anggota Komisi I DPR RI) mengadakan webinar via Zoom Cloud Meeting,Forum Diskusi Publik dengan tema“Mendorong Semangat Karya Anak Muda dalam Problematika di Tengah Pandemi Covid-19″ .Rabu/ 22 Juli 2020

Anggota Komisi I DPR, Hillary Brigitta Lasut, SH., LL.M (Dapil Sulawei Utara dari Partai Nasdem) menyatakan bahwa anak muda masih bisa tetap produktif di tengah masa pandemi virus Corona (Covid-19). Menurut dia, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada bidang kesehatan, melainkan ekonomi nasional.

Banyak usaha masyarakat terkendala karena harus tetap berada di rumah, pemotongan gaji, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kendati demikian, tegas dia, kondisi ini tidak harus membuat kita berdiam diri dan terpuruk. Menurut dia, masih banyak peluang dan kesempatan agar anak muda bisa tetap mendapatkan penghasilan tambahan dengan cara memanfaatkan teknologi digital.

Ia pun menyarankan beberapa hal yang bisa dilakukan anak muda agar tetap produktif selama massa pandemi ini. Salah satunya adalah dengan menulis jurnal yang berdampak bagi bangsa, negara dan masyarakat.
“Selain menghilangkan rasa bosan, menulis jurnal dapat memberi sumbangsih kepada bangsa dan negara melalui tulisan-tulisan yang dapat mengedukasi masyarakat yang membutuhkan,” kata dia dalam Webinar dengan tema ‘Mendorong Semangat Karya Anak Muda dalam Problematika di Tengah Pandemi Covid-19’, Rabu, (22/7/2020).

Selain itu, terang dia, kita juga bisa memanfaatkan hobi seperti memasak, membuat kue dan menjualnya secara online. Bagi yang mempunyai keahlian, jelas dia, kita bisa menjadi instruktur yoga atau aerobik secara online. Bahkan, kita bisa menjual jasa desain, edit foto, konten dan lainnya di platform-platform yang banyak tersedia saat ini. Bahkan bisa juga membuat forum kajian diskusi atau silaturahmi melalui aplikasi zoom atau membangun star up.

Selain itu, anak muda harus bisa memanfaatkan platform digital yang ada saat ini, khususnya platform buatan anak bangsa.
Ia memberi contoh salah satu platform karya anak bangsa yang bisa dimanfaatkan adalah titipku.com.

Di dalam aplikasi ini Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bisa memasarkan produknya secara online. Namun, pelaku UMKM yang rata- rata berusia lanjut biasanya mengalami kesulitan memasarkan produknya melalui platform online.
Disinilah peran anak muda untuk bisa membantu mereka dengan cara mengupload foto produk- produk UMKM tersebut. “Setiap ada transaksi pada produk foto yang kita upload, kita bisa mendapatkan Rp10.000,” kata dia.

Menurut dia, ini adalah salah satu aplikasi anak bangsa yang bisa membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Ia pun menyebut akan membawa tim titipku.com ke Sulawesi Utara, khususnya Talaud untuk memberi edukasi masyarakat agar bisa memasarkan produk- produknya secara online.

Saat menyapa konstituennya di Sulawei Utara, terkhusus dari daerah 3T di kepulauan Talaut, Hillary tetap bisa menyapa meskipun melalui zoom meeting.

“Pertemuan Virtual ini tidak mengurangi makna silaturahmi kita. Melalui teknologi informasi dan komunikasi, telah tumbuh ruang kreativitas anak muda untuk tetap produktif dan berkarya,” ungkapnya.

Hillary juga menghimbau masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap program-program pemerintah dalam memberikan jaminan sosial di tengah pandemic ini bisa diserap maksimal oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat langsung merasakan kehadiran pemerintah melalui program-program untuk meningkatkan skill bagi generasi muda.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Prof. Dr. Widodo Muktiyo, juga menghimbau, para generasi muda dapat berhati-hati dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar di dunia maya. Khususnya, yang berkaitan dengan penanganan Covid di media sosial.
“Hati-hati dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan Covid-19,” ujar Widodo Muktiyo.

Saat ini medsos di Indonesia sudah memasuki era fakta objektif kurang berpengaruh dalam membentuk opini publik (Post truth). Jadi, seseorang yang mahir merangkai narasi lebih berperan dalam membentuk opini publik saat ini. Dan kondisi tersebut rawan beredar di medsos pada beberapa tahun kedepan.
“Kita masuk di ranah Post Truth yaitu bisa diterjemahkan bahwa kebenaran fakta dan bukti tidak terlalu penting lagi sepanjang narasi cerita dan pemikiran bisa diterima,” imbuhnya.

Ada indikasi terdapat oknum yang sengaja merangkai narasi di atas dengan tujuan untuk memecah belah bangsa saat ini. Dan mayoritas orang tersebut memilih medsos sebagai medium untuk menyebarkan tulisan yang dibuatnya.

Mengingat, pengguna media tersebut banyak dipergunakan oleh para generasi muda.
“Ini yang menjadi tantangan para generasi muda pada umumnya, jangan sampai setiap informasi yang kita akses berdampak tidak baik,” imbuhnya.

Mengatasi hal tersebut, lanjut Widodo, saat para generasi muda menggunakan medsos harus merujuk kepada akun-akun yang memiliki sumber yang jelas.

Maksudnya, informasi yang disebarkan oleh akun-akun resmi pemerintah maupun media arus utama.
Tujuannya, informasi yang diperoleh masyarakat tersebut dapat berdampak positif bagi kehidupan generasi muda di masa Covid-19. “Pastikan dahulu kebenaran informasinya melalui akun medsos yang terpercaya,” imbuhnya.

Widodo juga menyeru, agar masyarakat perlu menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap produksi yang dibuat oleh anak bangsa, khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar, mampu mendorong perekonomian dalam negeri menjadi kuat di tengah dampak negatif Covid-19.
“Kita mesti menumbuhkan kebanggaan produksi saudara saudara kita, agar implikasinya menumbuhkan ekonomi-ekonomi pelaku UMKM,” ujar Widodo.

Menurut dia, perasaan bangga pada produk dalam negeri akan membuat masyarakat menjadi cinta produk yang dihasilkan oleh pelaku UMKM. Dengan begitu, akan membuat masyarakat membeli setiap produk yang dijual di berbagai medium kanal komunikasi yang dipergunakan.

“Momentum kita sekarang ini membuat UMKM bisa bangkit di tengah pandemi,” kata Widodo.
Ketika sudah menumbuhkan rasa bangga, lanjut dia, tentunya akan menambahkan kekuatan para pelaku UMKM dalam negeri untuk bertahan dalam pandemi saat ini. Dorongan ini penting, mengingat dampak Covid-19 berdampak langsung pada kegiatan produktif pelaku UMKM.

“Bangga Buatan Indonesia, mendorong kita jadi mengkonsumsi produk dalam negeri agar dapat menjadi kekuatan Indonesia saat ini,” katanya.
Peran Kementerian Kominfo saat ini, tengah membuat berbagai konten untuk mengajak masyakarat membeli produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Melalui berbagai platform dagang daring (e-Commerce) yang tengah berkembang saat ini.
Konten tersebut, lanjut Widodo, akan disebarkan luaskan melalui berbagai kanal komunikasi daring yang dimiliki oleh Kementerian Kominfo secara masif.

Sehingga mampu mempengaruhi masyarakat di dunia maya dalam membeli berbagai produk hasil karya anak bangsa.
“Kita glorifikasi dan amplifikasi dengan semua channel dimiliki. Kita ingin targetnya adalah merubah mindset masyarakat Indonesia,” katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga fokus membuat UMKM dalam negeri yang berjumlah 64,2 juta beralih ke digital. Saat ini, tercatat sekitar 9 juta UMKM yang menjadi binaan pemerintah telah beralih menggunakan dagang daring.
Ia menilai, dengan beralihnya para pelaku UMKM ke daring akan memperbesar peluang produknya dibeli masyarakat. Mengingat, daya jangkau yang dimiliki oleh ruang digital sangat luas, sehingga mampu memberikan informasi masyarakat yang berada di berbagai pelosok dalam negeri.

“Kami di Kominfo ini betul-betul punya tugas untuk bisa mengoptimalisasi berbagai konten dan pesan itu sampai kepada konsumen dan juga sampai kepada pelaku UMKM,” imbuhnya.

Narasumber lainnya, Franko Wangko, anggota termuda DPRD Kota Manado mengungkapkan bahwa di tengah pandemi ini, generasi muda harus mampu berkolaborasi dan memiliki kreativitas kemudian memadukan dengan teknologi untuk menciptakan peluang-peluang baru.

“Sebagai anak muda, karya kita bisa dimulai dari yang kecil tapi bermakna. Di tengah pandemic ini kita harus lebih peduli terhadap yang terjadi di sekitar kita,” kata Franko.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

− 1 = 2