FOKUSATU-Berkaitan ajakan atau anjuran Gubernur Jawa Barat Ridwan kamil tentang anjuran kepada warga Jabar untuk menjadi Relawan uji coba Vaksin dari China, Korea dan inggris seyogyanya di kaji ulang, walaupun Menurutnya, uji klinis vaksin Covid-19 produksi Sinovac dilakukan di Indonesia karena vaksin tersebut sudah dilakukan uji klinis fase 1 dan fase 2 di Tiongkok, dan berhasil.
Menurut Aceng Nasir yang merupakan Ketua Poros Pasundan-Koordinator Karukunan Tatar Sunda (KTS) Melalui akun twitternya @acengnasir mengatakan, “Jika memang faktanya demikian, alangkah eloknya jika dilakukan percontohannya dimulai Kang Ridwan Kamil, beserta keluarga dan jajaran Pengprov harus lebih dahulu memberi contoh sebagai relawan uji coba Vaksin dari China yang katanya sudah selesai uji klinis, maupun dari negara lainnya sebelum disuntikan Ke warga Jawa Barat,jika faktanya demikian kenapa takut, dan jangan serta merta warga Jabar jadi ajang uji coba, ini masalah nyawa manusia yang perlu kehati-hatian”.
Menurutnya, Disini yang penting siapa saja yang akan disuntik vaksin dari China, harus paham bahwa Vaksin ini masih uji coba klinis , sehingga relawan harus dikasih tau maksud uji klinis.
Sehingga jaminan apa yang diberikan kepada relawan itu, apabila uji klinis itu gagal dan menimbulkan masalah gangguan kesehatan bahkan lebih dari itu misalkan sampai kepada kematian atau hal buruk lainnya, kepada para relawan jadi harus ada kajian mendalam sebelum mengambil langkah-langkah tersebut.
Menurut Didin S Maolani yang merupakan Mantan Ketua LBH Jawa Barat, dalam keterangan tertulisnya mengatakan “Apa Hak relawan apabila uji klinis itu berhasil? karena keberhasilan uji klinis Perusahaan yang memproduksi vaksin akan mengeruk keuntungan besar besaran. Apalagi vaksin itu milik Perusahaan Luar Negeri (China), kalau vaksin yang diuji coba punya pabrikan
BUMN seperti Bio Farma itu tidak terlalu penting ada itung itungan dan seyogyanya LSM yang bergerak dibidang kesehatan harus segera bergerak , untuk membela hak hak para relawan dan jangan biarkan ada boneka-boneka Pabrikan negara luar yang mencari keuntungan pribadi, yang kemudian merugi adalah bangsa kita sendiri.(*)