Webinar Forum Diskusi Publik “Membentuk Generasi Zillenial Berkualitas Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

FOKUSATU-Acara Webinar ini adalah kerjasama Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat(DPR RI) dengan Direktorat Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ditjen IKP Kemenkominfo RI). 

Melalui Zoom Cloud Meeting,
Jumat, 17 Juli 2020, Pukul 09.00 – 11.00 WIB

Menghadirkan Pemateri / Narasumber:
H. Muhammad Farhan, SE. (Anggota Komisi I DPR RI).
Prof. Dr. Widodo Muktiyo (Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik KOMINFO RI).
Emmeril Kahn Mumtadz (Ketua Jabar Bergerak Zillennial dan Ketua Divisi Intrakampus HMM ITB)

Pemaparan Narsum H. Muhammad Farhan, SE
Secara khusus Farhan mengucapkan terimakasih kepada Prof. Widodo Muktiyo selalu Dirjen IKP Kemenkominfo RI atas kerjasama melakukan diseminasi informasi publik ini.
Menurut Farhan, kenapa tema ini webinar ini diangkat, karena fenomena saat ini banyak masyarakat yang melakukan kegiatan bekerja di rumah, inilah salah satu bentuk kebiasaan baru apalagi semenjak kejadian pandemi Covid-19.

Dalam lingkungan dan ekosistem yang penuh dengan distrubsi kelompok masyarakat zillenial tumbuh. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kelompok masayarakat zillenial mampu menjawab tantangan zaman sehingga dapat tumbuh menjadi kelompok masyarakat berkualitas.

Farhan mengatakan setiap angkatan memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan, baik dari angkatan 45 yang mempelopori kemeredekaan, ikut berjuang secara fisik bersama untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajah. Lalu pada angkatan 66 mengenalkan sebagai angkatan yang mengenalkan pembangunan, angkatan 98 generasi X adalah kelompok yang tidak pernah merasakan ada pada tahun 66 dan 45 yang hanya mengetahui tantangan ekonomi, tanpa teknologi.
Menurut ekonomi marketing khususnya segmentasi pasar, generasi Z adalah mereka yang labir pada tahun 1995-2010.

Dimana peralihan dari generasi Y ke generasi Z dimana teknologi mulai canggih. Dimana generasi Z mampu mengaplikasikan beberapa kegiatan dalam 1 waktu, artinya generasi Z berkembang dengan multiplatform atau multitasking banyak melakukan kegiatan di dunia maya (virtual) baik karena terpaksa maupun tidak. Dikarekan itulah mengakibatkan banyak muda-mudi yang sulit untuk bersosialisasi pada dunia yang sesungguhnya.

Menurut penelitian dari BPS, generasi Z paling sulit mengikuti protocol kesehatan Covid-19. Sebetulnya mereka melakukan protocol kesehatan lebih baik lagi guna mencegah penyebaran lebih luas lagi. generasi Z dilahirkan dari keluarga yang berpola demokratis mengakibatkan tumbuh lebih cepat, beraksi lebih baik berpikir lebih cepat.
Generasi Z memiliki keunikan tersendiri, dimana mereka tidak menyukai teori terlalu banyak, lebih suka aksi dan bukti. Sementara dalam adaptasi kebiasaan baru, ditunutut untuk melakukan protocol kesehatan yang lebih baik rapih lagi sedangkan generasi Z sangat tidak menyukai apabila didikte dan terlalu dituntut baik oleh orang tua, maupun dengan aturan hukum pemerintah.

Pesan Farhan pada generasi Z “perbanyak kolaborasi, kurangi kompetisi dan mau tidak mau harus mematuhi protocol covid 19 di era adaptasi kebiasaan baru.”
Dalam akhir paparannya, Farhan menghimbau masyarakat muda maupun kalangan lain harus proaktif beradaptasi dengan kebiasaan baru, inovatif dalam memanfaatkan sains dan teknologi dan sama-sama berkolaborasi dalam menghadapi Covid secara transparan.
Paparan Prof. Dr. Widodo Muktiyo (Dirjen IKP, Kemenkominfo RI)
Dilihat dari siklus kehidupan manusia khususnya kelas menengah bukan lagi hanya sekedar makan dan minum namun juga kebutuhan gadget, listrik, dan jaringan wifi.

Kehidupan saat ini apabila tidak ada signal selama 10 menit saja akan panik yang berlebih. Itulah sebabnya saat ini setiap rumah setidaknya memiliki kuota jaringan maupun WiFI untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya.
Saat ini masyarakat hidup dalam dua dunia. Yang pertama adalah dunia virtual dan dunia sosial realiti. Yang menjadi tantangan adalah bagi kaum yang lebih tua untuk mampu survive dalam kehidupan virtual yang saat ini menjadi amat penting.

Sebaliknya, stay at home lifestyle bukan menjadi suatu masalah untuk generasi zillenial, karena mereka memang sudah terbiasa beriteraksi dengan cara virtual. Bagi zillenial, informasi itu menjadi kekuatan untuk memperoleh pendapatan, information is revenue.
Dijelaskan Prof Widodo, bahwa ciri-ciri generasi zillenial antara lain memiliki ambisi yang besar untuk maju dan sukses. Zillenial juga memiliki perilaku yang instan namun kreatif. Sehingga tidak mustahil usia 20 tahun dapat memiliki penghasilan lebih besar dari bapaknya.

“Kaum Milenial dan Zilenial harus bisa menunjukkan kontribusi yang positif sehingga dapat menjadi bagian dari pahlawan dalam melawan Covid-19”, ujarnya.

Emeril Kahn Mutadz
“Anak muda sebagai tonggak dari pergerakan Indoenesia saat ini harus bisa melakukan hal-hal yang positif. Kurangi basa-basi, kurangi hal-hal yang tidak berguna, perbanyak ilmu dan aksi-aksi yang berguna,” papar Emril.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

28 − 24 =