Prof Dr H Dailami Firdaus Berikan Sambutan Dalam Webinar MASIKA ICMI DKI Jakarta

FOKUSATUMasika ICMI DKI Jakarta menggelar Webinar dengan tema ” Selamat tinggal PSBB,Jakarta Siap New Normal, Sabtu/30 Mei 2020.

Dengan menghadirkan Narasumber :

Mas Chozin
Bunda Fahira Idris
DR Ujang Komarudin
Dr Adji Saptaji

Sebelum acara Webinar,sambutan oleh Bang  H Purwanto selaku
Ketua Masika ICMI DKI Jakarta

Dan Prof DR H Bang Dailami Firdaus selaku
Ketua ICMI Orwil DKI Jakarta

Acara ini di moderatori oleh Syifa Awalia
Wakil ketua Masika ICMI DKI Jakarta

Berikut sambutan dari Prof Dr H Dailami Firdaus selaku ketua ICMI Orwil DKI Jakarta

Alhamdulillah wa syukurillah kita semua dapat terus menjalin silaturahmi dan menjaga komunikasi dalam bentuk apapun. Saya sangat Apresiasi dan Bangga dengan kegiatan yang dilaksanakan Oleh Masika ICMI DKI Jakarta pada hari ini. Ujar Bang Dailami sapaan akrab Prof Dr Dailami Firdaus yang juga Ketua ICMI Orwil DKI Jakarta diawal sambutan pembukaan webinar Masika ICMI DKI Jakarta.

Kegiatan Webinar Masika ICMI DKI Jakarta mengangkat tema “ Selamat Tinggal PSBB , Jakarta Siap NEW NORMAL “. Dengan narasumber Chozin Amirullah TGUPP DKI Jakarta, Hj. Fahira Idris Senator DKI Jakarta, DR Ujang Komarudin Dewan Pakar Masika ICMI DKI Jakarta, dr Adji Saptadji Tim Gugus Tugas Wisma Atlet dan juga H Purwanto Anggota DPRD DKI Jakarta.

Kita sama sama sadari bahwa Wabah corona membuat dan menciptakan pelemahan pelemahan dalam kehidupan kita, Corona mampu membuat kita semua lebih banyak berdiam dirumah atau biasa dengan kata Dirumah saja bahkan kita dipaksa terbiasa bekerja dirumah atau Work From Home, menjaga jarak dan menghindari keramaian bahkan untuk beribadah secara berjamaah juga kita hindari bersama.

“saya ingin kita sama sama mengulas sedikit mengenai kata NEW NORMAL.”

Kata New adalah Baru, sedangkan kata Normal memiliki beberapa artian yang sebenarnya terlihat sama namun seperti ada pembeda, saya mengutip beberapa arti mengenai Normal, yaitu.

Tentu kita sama sama ingin mengetahui menurut pemerintah Arti Kata NEW NORMAL ltu seperti apa dan bagaimana penerapannya.

Namun bila berbicara mengenai New Normal yang sampai saat ini saya rasa kita semua dan masyarakat umum masih bertanya Tanya apa arti dan maksud New Normal ini dan bagaimana nantinnya setelah New Normal ini diterapkan, tentunya ini menjadi PR Bersama dan Insya Allah melalui Webminar ini bisa jadi akan ada pemikiran atau ide ide baru yang dirasa sesuai. Cetus Bang Dailami.

Menurut saya apa yang dilakukan pada saat penerapan PSBB adalah suatu perilaku asli dari masyarakat Indonesia terutama DKI Jakarta dan Umat Islam Khususnya.

Perilaku dalam Pelaksanaan PSBB Juga sebagai cerminan budaya karakter asli masyarakat Indonesia sangat terlihat sekali sebenarnya, walau masih belum maksimal, Budaya Antri, jaga jarak, gotong royong, saling membantu, menjaga satu sama lain dan perilaku positif lainnya adalah jelas budaya asli bangsa ini yang telah hilang. Ungkap Bang Dailami.

Dan ketika dilaksanakan PSBB budaya itu tampak tumbuh kembali, saya menjadi terpikir apakah kita akan menyambut NEW NORMAL atau BACK TO NORMAL yaitu kembali kepada perilaku asli negeri ini yang sempat memudar tentunya dengan kembali secara utuh dan lebih bijak lagi.

Lalu ada istilah berdamai dengan Corona, dengan situasi Pandemi seperti ini, artinya kita harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi, yaitu dengan Membangun kehidupan yang biasa dan mulai terbiasa hidup sehat dengan menjaga protocol kesehatan serta sikap disiplin.

Bila dalam keadaan normal kita menjadi orang-orang yang disiplin, maka tentu saja dalam keadaan New Normal kita pasti akan lebih disiplin lagi.

Namun masalah itu akan timbul pada saat dalam keadaan normal saja kita tidak disiplin, maka apalagi dalam keadaan New Normal.

Jadi disiplin adalah kata kuncinya, setelah itu maka kita bisa berdamai dengan Corona dalam kehidupan New Normal.

Jangan sampai justru Berdamai dengan Corona disaat New Normal akan menjadi awal sebuah malapetaka.

Pandangan saya ini hanya sebagai penambah gagasan saja, yang terpenting kita jangan sampai terpaku dan terjebak dengan sebuah narasi tanpa mampu melaksanakannya secara konkrit dilapangan nantinya. Tutup Bang Dailami diakhir sambutannya.(*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 + = 22