FOKUSATU-Dahulu ada seorang ulama besar yang divonis dokter sulit untuk sembuh dari sakitnya. Beliau mengalami sakit parah, seluruh persendian tulangnya lemah, tak berdaya. Tapi hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus membaca, menelaah buku-buku, berdiskusi dan berbagi ilmu kepada murid-muridnya meski itu beliau lakukan dalam keadaan berbaring.
Dokter yang mengobatinya menyarankan agar beliau menghentikan seluruh aktifitasnya. Mendengar saran dari dokter sang ulama itu berkata :
‘Maaf dokter, aku tidak bisa menghentikan, aku akan tetap membaca, dan menelaah buku buku, mengkaji, berdiskusi dan berbagi ilmu kepada murid-muridku, karena aku sangat menyukai kegiatan tersebut. Bukankah sesuai dengan ilmu yang anda yakini, bahwa jika jiwa merasakan senang dan nyaman, maka perasaan itu akan menyembuhkan, insyaallah itu akan membuatku sembuh.
Seiring berjalannya waktu sambil menuruti kata hatinya untuk tetap membaca, alhamdulillah Beliau pun sembuh.
Mengetahui ulama besar itu sembuh, sang dokter yang pernah merawat dan menasehatinya berkata :
“Ini diluar terapi yang biasa kami berikan.”
Ulama yang dengan izin Allah disembuhkan dengan aktifitas membaca itu adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Subhanallah bi idznillah, beliau berusaha sendiri menyembuhkan sakitnya (Self Therapy) melalui terapi membaca buku (Bibliotherapy).
Bibliotherapy atau terapi penyembuhan penyakit melalui aktifitas membaca buku, bisa menjadi solusi penyembuhan pasien, ditengah kondisi perekonomian yang tidak pasti, akibat Pandemi Covid 19.
Bibliotherapy diyakini sebagai terapi yang murah meriah tanpa efek samping, seperti penggunaan obat kimia.
Asma Nadia, penulis terkenal yang merupakan adik kandung Helvy Tiana Rossa seorang sastrawan muslimah, pernah melakukan Bibliotherapy saat ia menderita sakit yang cukup lama. Ibundanya dengan sabar membantu Asma Nadia melewati hari hari dirumah sakit, melalui kegiatan membacakan buku untuknya.
Alhamdulillah qodarullah, Asma Nadiapun sembuh dan masih terus berkarya hingga hari ini. Begitu juga dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah setelah sembuh dari sakitnya beliau makin aktif membaca dan menulis hingga mampu menghasilkan 500 jilid buku dari sekitar 350 judul.
Tentu buku terbaik yang dapat dijadikan obat adalah Al-Quran , sebagaimana yang dialami oleh banyak orang diantaranya Mariam Jamillah murid ulama besar Abul A’la AlMaududi, yang sembuh dari sakitnya melalui aktivitas membaca Al-Quran dalam prosesnya menjemput hidayah Allah SWT.
Allah SWT berfirman :
“Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu obat dan rahmat bagi orang beriman
(QS: Al-Isra : 82)