Agus Fatah : Strawberry Generation (Bagian 1)

FOKUSATU-Setiap generasi memiliki karakteristik unik masing-masing. Generasi milenial atau yang biasa disebut anak zaman now memiliki karakteristik antara lain: familiar dalam menggunakan perangkat teknologi canggih seperti laptop, HP dan sejenisnya.

Kemampuan generasi ini mengakses informasi dengan sangat cepat membawa dampak positif disatukan sisi dan dampak negatif di sisi lain. Diantara dampak positif dari kecepatan anak zaman now mengakses informasi adalah mereka menjadi pembelajaran cepat, dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu, bisa menjadi pribadi berpengaruh (influencer) dan bahkan bisa menjadi agen perubahan (agen of change).

Sedangkan dampak negatif dari kemampuan generasi milenial ini mengakses informasi secara cepat menjadikan mereka generasi yang ingin semua serba cepat, serba mudah, kurang menghargai proses, ingin cepat sukses dan mudah putus asa.

Prof. Rhenald Kasali menamai generasi zaman now ini “Generasi Strawberry” (Strawberry Generation). Generasi Strawberry adalah generasi yang menarik tampilannya (perhatikan buah strawberry), tapi rapuh di dalamnya: mudah rusak dan busuk (menarik di luar, rapuh di dalam), rapuh mental dan karakternya (akhlaqnya).

Sedangkan Majalah TIME menyebut anak zaman now ini sebagai generasi ME (ME Generation): generasi serba aku
Generasi yang penting aki eksis, maka apapun akan mereka lakukan agar bisa eksis dan banyak memiliki follower meski harus menabrak aturan, etika, budaya, hukum yang berlaku. Mereka adalah generasi haus perhatian dan ingin selalu menjadi pusat perhatian. Lihat saja aksi aksi mereka di media sosial : instagram dan chanel youtubenya.

Melalui aksinya seolah mereka berkata biar tekor yang penting kesohor, persetan dengan aturan. Bagi generasi ini tampil beda adalah hal utama, yang penting posting, meskipun tidak penting.

Disinilah peran orang tua, guru dan lingkungan diperlukan, agar generasi strawberry yang rasanya “asem” ini menjadi manis.

Orang tua, guru dan lingkungan bisa menguatkan mental generasi strawberry yang rapuh ini dan mengingatkan akan adab, budaya, dan hukum yang harus dihormati dan patuhi, melatih serta mengingatkan mereka akan tanggung jawabnya secara pribadi dan sosial kemasyarakatan, bahkan mereka harus diingatkan akan tanggung jawabnya kelak diakhir kehidupan atas segala apa yang telah dilakukanya selama hidup.

Nabi Muhammad SAW bersabda :“Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya, engkau akan mati. Cintailah siapa yang engkau cintai, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya, berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan mendapatkan balasan .”(HR: Baihaqi )

Bagaimanapun kondisi generasi strawberry ini, sesungguhnya mereka adalah aset ummat dan bangsa yang harus dijaga dan diterima keberadaannya dengan lapang dada. Memberinya perhatian, kepercayaan dan tanggung jawab kepada mereka adalah hal bijaksana yang harus kita lakukan.

Mari kita bina generasi strawberry ini dengan ilmu, cinta dan doa, agar mereka berdaya dan mampu menjayakan bangsa dan negara, jangan biarkan mereka binasa ditelan masa.

“Robbanaa hablanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’ayun wa’alaikum Lil muttaqiina imamaa”
(QS: Al-Furqon :74)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

7 + 2 =