FOKUSATU–IKA Program Doktor Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ mengadakan Seminar Daring bertemakan,“Belajar Daring di Masa Pandemi Covid-19: Trend, Peluang dan Tantangan” Diselenggarakan pada hari Kamis,14 Mei 2020 pukul 09.30 WIB, disiarkan langsung melalui aplikasi telekonferensi zoom dan kanal Youtube resmi Narasi Institute.
Acara ini diinisiasi oleh Pengurus IKA Doktor TP UNJ yakni Dr. Dirgantara Wicaksono,Dr. Herlina, Dr. zulrahmat , Dr. Sofyan, Dr. Jhoni, Dr. Maria ,Dr. Sapiudin, Dr.Beatrix,Dr.Achym ,Dr. Chandra, Jun yuniartha, dan Dr. Mat Noer.
Webinar tersebut dihadiri oleh Kepala Program Doktor Teknologi Pendidikan UNJ Dr. Moch. Sukarjo, M.Pd, Direktur Pascasarjana UNJ Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd, dan dibuka resmi oleh Rektor UNJ Dr. Komarudin, M.Si. dan di moderatori oleh
Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd yang merupakan Ketua IKA Program Doktor Teknologi Pendidikan UNJ.
Sambutan pertama diberikan oleh Moch. Sukarjo selaku Kepala Program Doktor Teknologi Pendidikan UNJ. Kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari Nadiroh, Direktur Pascasarjana UNJ. Dalam sambutannya, Nadiroh mendorong agar program Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ untuk lebih meningkatkan kualitasnya. “Tahun 2020 Pascasarjana mengusung bagaimana Program Studi Teknologi Pendidikan mendapatkan sertifikasi dan akreditasi internasional.”
Rektor UNJ, Komarudin, mengatakan bahwa program studi Teknologi Pendidikan adalah salah satu jurusan unggulan program Pascasarjana UNJ. Sebagai salah satu program yang sudah dibuka sejak tahun 1978, Komarudin mendorong alumni Teknologi Pendidikan untuk memanfaatkan momentum pembelajaran daring.
“Di masa pandemi merupakan momentum untuk menunjukkan kemampuan program Teknologi Pendidikan UNJ dengan berkolaborasi bersama alumni-alumni di seluruh tanah air. Alumni Teknologi Pendidikan harus menguasai teknologi dan harus bisa mendesain pembelajaran ( instructional design) daring di masa pandemi dan masa mendatang,” kata Komarudin.
Diskusi dimulai dengan dua pembicara kunci, yakni, Dr. Ir. Hetifah Syaifuddin, Wakil Ketua Komisi X DPR RI dan Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D, Plt Dirjen PAUD dan Dikdasmen Kemendikbud RI.
Hetifah Syaifuddin, mengungkapkan pentingnya peran alumni Teknologi Pendidikan dalam upaya perkembangan pendidikan nasional.
“Peran Prodi Teknologi Pendidikan diantaranya memberi masukan kepada Kemendikbud berdasarkan hasil-hasil riset yang telah dilakukan,” kata Hetifah.
Lebih lanjut, Hetifah Syaifuddin juga menyampaikan bahwa peningkatan standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan cukup dibutuhkan untuk mencapai mutu pendidikan yang baik.
Pembicara kunci kedua, Hamid Muhammad, sebagai perwakilan Kemendikbud RI membeberkan kembali kebijakan-kebijakan pemerintah pusat terkait proses pembelajaran selama pandemi. Selain meniadakan Ujian Nasional, tentu kebijakan krusial lain adalah penetapan pembelajaran dari rumah melalui surat edaran Kemendikbud No.4 tahun 2020. Namun, Hamid mengakui bahwa pembelajaran daring juga memiliki tantangan tersendiri.
“Tantangan belajar dari rumah dengan mekanisme daring adalah penyediaan akses fasilitas pendukung dan banyaknya tugas yang dibebankan oleh guru kepada siswa. Kendala lain adalah kemampuan guru dan siswa mengoperasikan perangkat digital.”
“Yang harus dilakukan kedepan adalah menyediakan fasilitas pendukung pembelajaran daring seperti internet, gawai, listrik, dan perangkat digital lain,” ungkap Hamid Muhammad.
Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan dua orang narasumber, yakni Prof. Dr. Basuki Wibawa (Ketua IPTPI, Dosen Pascasarjana UNJ) dan Dr Uwes Anis Chaeruman,M.Pd ( Dewan penasehat APS-TPI)
Dr Basuki Wibawa, menuturkan bahwa pandemi covid-19 membuat perubahan paradigma baru dalam pembelajaran yang semula tatap muka menjadi model daring. Perubahan yang tidak didesain ini ternyata didukung oleh kesiapan semua komponen pembelajaran, terutama sarpras dan SDM.
“Sistem pembelajaran di era pandemi dan tantangannya, diharapkan dapat menjadi peluang bagi para guru, dosen maupun mentor, agar dipersiapkan melalui workshop sehingga guru tidak dijadikan aktor utama, namun sebagai motivator yang dapat mengantarkan siswa untuk dapat belajar mandiri tapi mempersiapkan siswa dengan sumber belajar.”
Narasumber kedua, Dr Uwes Anis Chaeruman,M.Pd ( Dewan penasehat APS-TPI) beliau menyampaikan dibalik kesusahan selama pandemi, ada hikmah yang terjadi seperti meluasnya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.
“Pascapandemi covid-19, kita harus menuju level transformation yang merupakan tantangan pembelajaran daring kedepan. Pada level transformation ini, guru atau dosen harus mampu mengintegrasikan tiga komponen pembelajaran daring, yaitu model pembelajaran, strategi pembelajaran dan teknologi belajar”.
Setidaknya menurut Uwes Anis Chaeruman, terdapat 5 langkah dalam menuju transformation, yaitu: 1). Pemeratasan Akses ICT; 2). Perubahan Mindset Pendidik; 3). Kepemimpinan Sekolah/PT; 4). Modeling dan Guru Penggerak; 5). Peran Teknologi Pendidikan.
Ketua IKA Program Doktor Teknologi Pendidikan UNJ, Dirgantara Wicaksono, yang juga bertindak sebagai moderator, mengungkapkan bahwa webinar tersebut adalah salah satu upaya sederhana IKA Program Doktor Teknologi Pendidikan UNJ terhadap perkembangan pendidikan Indonesia utamanya dalam masa pandemi.
Lebih lanjut, pentingnya teknologi dalam pendidikan diharapkan kedepannya di Indonesia dapat memiliki Badan Teknologi Pendidikan.(*)