Rekan Indonesia : Pemerintah Harus Memberi Kompensasi Kepada Warga

FOKUSATU-Terus meningkatnya jumlah kasus positif virus Clcorona sangatlah mengkhawatirkan, data terakhir kemenkes RI hari Senin, 23 Maret 2020 Jam 12 menunjukan angka positif covid 19 579 kasus, meninggal 49 jiwa, sembuh 30 jiwa. Diprediksi akan semakin meningkat mencapai angka 70 ribu kasus positif di akhir April ini.

Anehnya, kondisi ini masih dianggap bukan hal serius oleh sebagian warga. Dimana masih banyak warga yang keluar rumah meski himbauan pemerintah semakin tegas, alasan mereka adalah mencari nafkah hidup. Ironis memang ditengah kondisi darurat covid 19 warga yang berpenghasilan harian harus rela menempuh terinfeksi demi sesuap nasi. Hal ini disebabkan belum jelasnya penanggulangan pemerintah terhadap covid 19, dimana bagi warga yang berpenghasilan harian tidak mendapat jaminan untuk mendapat subsidi biaya hidup sehari haru dari pemerintah selama masa mengisolasi 14 hari ini.

Demikian disampaikan oleh Ervan Purwanto, Sekretaris Nasional Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia hari ini (23/3) di Lenteng Agung, Jakarta Selatan dalam siaran persnya.

“Social Distancing, baru dipatuhi oleh kelas menengah dan atas yang secara kesiapan logistik selama diam di rumah selama 14 hari cukup siap” ujar Ervan biasa dia dipanggil.

Menurut pengamatan Ervan, himbauan pemerintah untuk masyarakat tidak panik seperti air yang menguap, karena ada kesan pemerintah membiarkan informasi informasi yang belum jelas kebenarannya atau hoax, dimana informasi hoax ini pasti akan berdampak kepada kepanikan masyarakat kelas bawah dan banyak yang masih menganggap remeh bahaya virus SARS COV 2 penyebab Covid 19.

“Belum lagi keterbatasan APD yang terjadi dihampir seluruh Rumah Sakit Rujukan penanganan virus corona.” tambah Ervan.

Namun ditengah situasi tersebut, Ervan bersyukur bahwa saat ini sudah banyak dukungan baik moril maupun materiil dari masyarakat untuk sama sama melawan Corona, ditambah lagi kepedulian pemerintah daerah seperti DKI yang belum lama ini menyediakan bantuan Alat Perlindungan Diri (APD) yang langsung didistribusikan kepada tenaga kesehatan yang membutuhkan terutama rumah sakit rujukan corona.

“Hal ini jelas semakin menguatkan masyarakat, penderita covid 19 serta tenaga kesehatan” imbuh Ervan.

Selain itu, Ervan juga mengatakan bahwa dukungan TNI POLRI pun menjadi sebuah kekuatan tersendiri dimana komitmen untuk memutus mata penyebaran virus Corona ini bisa dapat berjalan dengan baik, karena himbauan dari pemerintah untuk berdiam diri dirumah bila tidak ada kepentingan yang mendesak untuk keluar seperti tidak digubris.

“Namun pada dasarnya saya berkeyakinan bahwasannya masyarakat sebenarnya sangat mendukung langkah kebijakan dari pemerintah untuk berdiam dirumah, tapi mereka juga memiliki alasan kuat untuk keluar yaitu mencari rejeki untuk memberi nafkah keluarganya dan memenuhi kebutuhan sehari hari.” jelas Ervan

Ervan juga meminta kepada pemerintah daerah untuk juga memikirkan secara komprehensif mengenai kebutuhan kebutuhan pokok warga berpenghasilan harian, dimana dampaknya jelas sangat terasa bila harus berdiam diri dirumah.

Ervan mengusulkan untuk dapat menunaikan langkah dari kebijakan memutus penyebaran Corona maka pemerintah daerah dalam hal ini harus segera malakukan :

1. Pendataan warga yang real dan memenuhi kebutuhan pokoknya melalui pengalihan anggaran anggaran yang diangap belum penting, pasar murah dialihkan menjadi sistem menjemput bola/ me datangi warga agar tidak terjadi kerumunan.

2. Selain APD untuk tim medis, pemerintah daerah juga harus memberikan APD untuk tim lainnya, seperti pengali makam dan orang orang yang turut dalam pemakaman juga profesi lain yang berkaitan dalam proses penanganan virus corona.

3. Melakukan Jam malam bagi para pelajar/ pemuda agar tidak berkeliaran dan berkerumun.

4. Berkordinasi dengan daerah daerah penyangga ibukota, dimana menurut hasil penelusuran kami, para pekerja harian yang notabenenya ada warga luar DKI Jakarta banyak yang sudah balik kedaerah masing masing, ini harus disikapi secara seksama karena kita belum mengetahui apakah mereka dalam kondisi negatif atau terpapar Corona ketika kembali ke daerahnya.

5. Melakukan rapid Test massal tanpa harus mengumpulkan disatu tempat/ Door to door atau melalui pesan dari perangkat ponsel warga.

6. Melakukan penyemprotan Disinfektan dipemukiman warga, jangan menunggu terjadi korban dahulu baru dilakukan, dengan cara berkordinasi dengan RW dan RT diwilayah tersebut.

Point’ yang paling utama saat ini adalah kita bersama sama untuk saling bahu membahu melawan Corona, bukan melawan langkah kebijakan dikarenakan perbedaan pandangan politik apalagi didasari suka dan ketidaksukaan terhadap seseorang, kita harus sepakat bahwasannya segala langkah dan kebijakan ini adalah untuk menyelamatkan masyarakat dan menyegerakan terbebas dari virus Corona. Tutup Ervan dalam siaran persnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

79 − 72 =