FOKUSATU-Tak percaya tapi nyata, Jajang Hasan Basri Mantan aktivis HMI UIN Raden Fatah Palembang 1985 kini jadi AKBP Jajang Hasan Basri S Ag, MSi bertugas di Kasubdit Bintibsos Direktorat Binmas Polda Jaya.
Kehadiran terlambat sambutan Jajang pada acara bakti sosial pembagian sembako peringati 73 tahun Himpunan Mahasiswa Islam yang diselenggarakan Badan koordinasi LEMI (Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam) pimpinan Arven Marta dan diskusi ” Masyarakat kurang mampu dan korban banjir DKI ” di Aula RW 02 jalan Peneggak, palmeriam, Matraman, Jakarta timur, 5 Febuari 2020 pagi.
Jajang dikenal Prof Dr Silviana Murni (DPD DKI) sebagai pejabat tawadhu.
Jajang mengisahkan pengalamannya, dihadapan dominan ibu ibu dhuava, mengatakan, Bila ibu bila punya anak aktivis, jangan dilarang, karna jenis aktivis ada yang Idealis, Optimis, Makmun.
Ketika Polri zaman Orba masih integral dengan ABRI, mencekam, semua kampus se Sumatra selatan dijaga ABRI melarang unjuk rasa judi SDSB tahun 1993, kecuali saya jubir unjuk rasa mahasiswa UIN Raden Fatah, sehingga saya di black lyst Kodam ll Sriwijaya.
Berdampak ketika ujian skripsi, tiada mahasiswa yang berani protes dosen penguji kecuali saya mahasiswa yang paling lama pada semester 11 tahun 1993, saya berdebat lebih baik saya mengulang kuliah semester dari pada mengemis nilai.
Usai sukses saya ketua panitia pekan komunikasi 45, saya dilamar jadi dosen tetap UIN Raden Fatah syaratnya bilang langsung ke Rektor namun penghargaan ini saya tolak sehingga kini saya mengabdi di polri.
Kelemahan saya tak punya cita cita kecuali bertanggung jawab lilahi taala.
Acara yang disponsori Bank DKI dan Bulog, disayangkan absen tokoh KAHMI Akbar Tanjung, Hamdan Zoelva, Ketua Umum KNPI Haris Pratama kecuali hadir antara lain Presidium KAHMI Nasional Herman Cheron, Manimbang, DPD DKI Silviana Murni, DPRD DKI HM Taufik, Bulog pusat Wati dan Mira, RW 02 Agus Dasuki, Panitia Sudirman Hasyim, Moderator Adiwijaya, SI Candra,Mahdi