Tere Liye Larang Netter Dan Selebgram Kutip Quotenya

FOKUSATU – Darwis Tere Liye merupakan salah satu penulis novel laris di Indonesia. Berbagai karyanya selalu laris manis menjadi buruan banyak orang, khususnya kalangan remaja. Berbagai kalimat puitis dan romantisnya memenuhi timeline media sosial.

Sayangnya, belakangan ini Tere Liye mulai terganggu dengan banyaknya orang yang mengutip kalimatnya tanpa izin. Dia tidak suka kalimat yang ditulisnya dikutip sebagai caption foto alay yang diunggah remaja masa kini di Instagram.

Melalui fanpage Fecebook yang dikelolanya, Tere Liye mengungkapkan keberatannya terkait hal tersebut. Dia menegur dan melarang warganet mengutip kalimat yang diunggah di laman Facebook Tere Liye untuk keperluan eksis di media sosial. Bukan tanpa alasan, dia melakukan hal itu lantaran takut ikut menanggung dosa akibat tingkah remaja zaman nowyang gemar pamer itu.

Woilu yang mau pamer foto selfiekagak usah lu pakai caption pinjam quotes page Tere Liye ini. Asik betul foto selfie, wajah sudah kayak almari memenuhi seluruh layar monitor, sok cantik, sok ganteng, lantas caption di bawahnya, inilah hidupku, dst- Tere Liye,” tulis Tere Liye, Senin (20/11/2017).

“*Alay & Generasi Micin

Kalian mau posting foto di instagram, lagi di depan menara Eiffel. Itu hak kalian. Toh itu foto2 kalian, instagram kalian. Tapi sekali kalian tulis caption foto itu dgn nyomot postingan page Tere Liye, maka itu jadi masalah saya. Misal, “Inilah hidupku. Sederhana.Terserah apa kata orang, aku apa adanya. –Tere Liye” Duuh, dek, lu foto depan menara Eiffel, lantas sok bilang inilah hidupku, Tere Liye. Situ ngerti nggak sih sebenarnya? Situ sedang pamer, tapi belagak sedang suci sedunia.

Juga termasuk ribuan foto2 lain, yang sejatinya adalah pamer. 
Kalian mungkin akan keras kepala bilang, sy tidak pamer, loh, saya sedang berbagi kebahagiaan, sy sedang bla-bla-bla, dan terserah saya dong mau posting apa. Ya memang. Terserah situ mau ngapain posting apa. Tapi catat baik2, kamu pakai caption milik orang lain? Paham nggak sih? Dan yang punya. Coba tengok page Tere Liye, ada tidak dia posting fotonya sedang kayang di London, sedang monyong di Singapore? Sedang lompat2 di New York. Ada tidak fotonya di page ini?

Kalian sedang naik pesawat, jepret, posting diinstagram, kasih caption: Tidak apa sering sakit hati, dilupakan, ditinggalkan. Banyak orang besar lahir dari sakit hati. – Tere Liye. Sy benar2 nggak paham, situ sebenarnya sedang pamer lagi naik pesawat toh? Kenapa jadinya caption foto-nya Tere Liye? Bullshit kalau kalian bilang sy sedang berbagi kebahagiaan. Sy cuma share quote kok, Bang, kebetulan fotonya itu. Terserah deh situ mau argumen apa. Tapi sekali lagi, itu quote page ini. Jangan manfaatkan quote itu utk menunjang aktivitas pamer kalian.

Kalau mau share quote, maka share saja quote-nya, kagak usah ada wajah lu di sana, yg sedang pamer. Cukup foto kucing, foto bunga.

Adik2 sekali, sy tdk pernah melarang kalian share, repos, print, tempel di tiang listrik, dll apapun tulisan Tere Liye. Bebas. Tapi ketahuilah, ada yang nyambung, dan ada yg tidak. Ada yang pantas dan ada yg tidak. Tidakkah kalian membaca salah-satu novel Tere Liye, dan mengambil pemahaman? Tidakkah kalian melihat page ini, dan mengambil pelajaran?

Silahkan share, repos tulisan2 saya, tapi berhenti menjadikannya caption foto2 kalian yg sedang ngapain. Bangun tidur, monyong2in mulut, selfie, posting di media sosial, kasih caption: Jika kita melihat seorang (wanita) yang begitu tangguh, kuat, dan mandiri, maka jangan lihat dia sekarang berdiri tegak di sana begitu mengagumkan. Tapi tanyakanlah, seberapa banyak hal, orang, peristiwa menyakitkan yang telah dia lewati, yang membuatnya menjadi semakin kuat. – Tere Liye. Ini teh maksudnya apa?

Wabilkhusus buat selebgram dengan follower buanyak. Adalah hak kalian mau selfie, posting foto kalian di akunnya. Mau tiap jam posting juga silahkan. Sy tdk rese dgn itu, dan ngapain sy ngabisin waktu ngurus postingan kalian. Tapi berhenti pakai caption tulisan di page ini. Kalian merasa “selebritis” kan? Masa’ iya, selebritis cuma modal caption tulisan Tere Liye, pakai tulisan penulis yg nggak banget, buku2nya nggak laku, sombong dan sok itu.

Semoga paham. Kalau nggak paham. Baca lagi tulisan ini 10x. Tetap nggak paham, tanya ke yg paham. Itu kenapa Tere Liye marah2, tolong jelaskan? Jangan, paham juga nggak, eh malah marah2 di postingan ini. Itu namanya telolet. Kita sering banget loh bilang alay, generasi micin, dll, Jangan2, kitalah alay dan generasi micin itu. Jarang baca buku, jarang baca tulisan2 panjang. Saat baca tulisan seterang benderang ini, marah!”

*Tere Liye

“Termasuk kalian yang selebgram top dengan follower jutaan. Berhenti pakai quote page ini di akun kalian. Kagak nyambung. Yang punya quotskagak sekalipun posting fotonya sendiri. Ini bukan sok suci, sok bermoral. Ini simpel, kalau mau pamer, mikir sendiri caption-nya. Jangan ajak Tere Liye mendukung aktivitas pamer kalian,” sambung dia.

Tere Liye menegaskan dirinya tidak mau ikut mendukung aktivitas netizen yang suka pamer di media sosial. Dia sebenarnya tidak melarang netizen mengunggah atau membagikan ulang quotes bijak yang ditulisnya. Namun, dia menilai banyak netizen yang tidak pas menggunakan quotes tersebut.

“Terserah deh situ mau argumen apa. Tapi sekali lagi, itu quotes page ini. Jangan manfaatkan quote itu untuk menunjang aktivitas pamer kalian. Kalau mau share quote, maka share saja quote-nya, kagak usah ada wajah lu di sana, yang sedang pamer. Cukup foto kucing, foto bunga. Silahkan sharerepost tulisan saya, tapi berhenti menjadikannya caption foto kalian yang sedang ngapain. Bangun tidur, monyong2in mulut, selfieposting di media sosial,” tegasnya.

Sikap Tere Liye itu menuai beragam komentar dari warganet. Beberapa dari mereka mengaku setuju dengan pendapat Tere Liye. Sementara beberapa lainnya menganggap Tere Liye terlalu berlebihan. “Bener juga sih ya. Menjijikkan sebenarnya ketika ada foto monyong tapi quotes-nya sok bijak, sok suci. Enggak nyambung. Oke lah bang kalau begitu,” komnetar Prawita Azhari.

“Bang Tere lagi lelah ya. Kok ngamuk gitu? Kalem aja kan bisa,” sambung Rani Am.

“Mungkin saya termasuk salah satu dari orang yang pernah ngutip quotesTere Liye. Maaf ya bang, bukan maksud saya menyinggung hati abang. Saya melakukan itu karena mengagumi tulisan Tere Liye yang kebanyakan saya alami. Sekali lagi maafkan,” sambung Kokom Kamelia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

75 − 72 =