WARTAHOT – Otoritas federal Amerika Serikat menyimpulkan kebakaran masjid Texas dilakukan secara sengaja, namun enggan menyebutnya sebagai kejahatan kebencian terhadap Islam.
Badan Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api serta Bahan Peledak (ATF) wilayah Houston langsung melakukan penyelidikan setelah api menghanguskan seluruh bangunan Islamic Center Victoria pada 28 Januari lalu.
Petugas pemadam kebakaran membutuhkan waktu empat jam untuk memadamkan api, setelah polisi Victoria mendapatkan laporan dari pegawai toko yang melihat asap tebal dari masjid sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
“Rumah ibadah adalah tempat sakral di negara ini, dan ATF berkomitmen mengerahkan seluruh sumber daya yang diperlukan untuk memecahkan kejahatan ini,” kata Fred Milanowski, agen khusus ATF Houston, Rabu, dikutip dari ABC News.
“Kami bekerja sama dengan penegak hukum dan layanan darurat lokal untuk menyelidiki kasus ini dan meminta semua orang yang memiliki informasi mengenai insiden ini untuk melaporkannya.”
Meski ada unsur kesengajaan, bukti yang ada saat ini “tidak menunjukkan kebakaran terjadi akibat kejahatan kebencian”, tambah ATF.
Api menghancurkan seluruh bangunan masjid dan menyebabkan kerugian hingga US$ 500 ribu atau setara Rp 6,6 miliar, menurut ATF Houston. Namun, pembangunan kembali masjid tersebut tidak akan menemui kesulitan karena pengumpulan dana yang dilakukan netizen melalui situs GoFoundMe berhasil mengumpulkan US$ 1,1 juta, atau jauh dari target US$ 850 ribu.