Langkah Strategis Susi, Jadikan Morotai Sentra Industri Perikanan Indonesia

WARTAHOT – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dengan sejumlah program kegiatannya berencana menjadikan Morotai sebagai salah satu dari 12 Pulau Terdepan Indonesia sebagai sentra industry perikanan. Tidak itu saja, program tersebut  juga diikuti dengan dukungan program pengembangan sarana-prasarana di Morotai.

Implementasi program tersebut dilakukan dengan pemberian bantuan Kapal Tangkap bagi Nelayan di Morotai sejumlah 250 unit Kapal serta pemberian 1000 Asuransi Keselamatan bagi Nelayan yang secara simbolis dilakukan Susi di Desa Daeo Kecamatan Morotai Selatan.

Morotai dengan potensi perikanan tengkap yang ada dengan potensi lestari 500 ribu ton/tahun didominasi oleh ikan pelagis besar diantaranya Tuna dan Cakalang sebagai komoditi yang diminati di pasar eksport selain budidaya. Ini merupakan daya tarik investasi bagi negara-negara pengimpor guna memperoleh kesempatan berusaha ataupun memenuhi kebutuhan ikan di negaranya, salah satunya adalah Negara Jepang sebagai pengimport nomor satu ikan terbesar dunia.

Berbicara mengenai kebutuhan ikan di Negara Jepang adalah kesempatan bagi Indonesia untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut lewat kerjasama eksport-import. Sebuah langkah strategis dilakukan

Susi dengan mengeluarkan sejumlah regulasi di sektor perikanan dan kelautan khususnya di bidang keamanan dan pengawasan laut.

Dengan kebutuhan ikan yang semakin besar, namun supply semakin berkurang membuat Jepang harus mencari solusi penanganannya. Ternyata solusinya harus melakukan kerjasama investasi di Negara penghasil ikan terbesar yakni Indonesia. Dan wilayah perairan Moratai adalah perairan dengan potensi terbesar.

Daei kondisi yang ada, teryata pelabuhan ekspor ikan masih berada di Makassar dan Bitung. Artinya akan terjadi High-Cost dalam pengiriman ikan, sehingga langkah yang harus dilakukan oleh calon investor yakni dengan mengembangkan industry perikanan langsung di daerah supplier yakni Morotai.

Dan ini telah dilakukan penjajakan oleh Jepang. Kemudian oleh Jepang untuk mendukung industry perikanan nanti terdapat kebutuhan pasokan listrik, karena ketersediaan daya listrik di Morotai masih sangat minim. Untuk itu, Jepang memperkenalkan teknologi listrik Deep Sea Water.

Yakni system tenaga listrik dengan menggunakan air laut yang dingin pada kedalaman tertentu pada palung laut yang terdapat sumber air dingin sebagai pembangkit utama. Air ini kemudian dipompa naik untuk dijadikan sebagai sumber utama listrik. Dan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Rencananya proyek ini akan dibangun di Bere-bere sebagai daerah yang memiliki palung laut potensial.

Ini merupakan peluang dan kesempatan untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat, dimana akan ada kesempatan kerja, pemenuhan kebutuhan sarana-prasarana wilayah, terjadinya multi-player effect bagi kelangsungan perekonomian di masyarakat dan peningkatan penerimaan devisa Negara di sector ekspor dan pajak serta keuntungan lainnya.

Hal ini tentunya dapat tercapai jika Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat selaku pemangku kepentingan dapat mengawal kesepakatan-kesepakatan investasi yang terbilang memiliki kemaslahatan bagi rakyat Maluku Utara dan Morotai khususnya. (Tjo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

54 − = 46