WARTAHOT – Perampokan sadis di rumah mewah milik Dodi Triono di Pulomas, Jakarta Timur, mencengangkan kita semua. Pelakunya dipastikan komplotan rampok pimpinan Ramlan Butar Butar.
Nama Ramlan dalam dunia hitam perampokan sudah sangat tenar. Kelompok Ramlan ini memiliki ciri khusus dalam melakukan aksinya, yakni dengan mengikat korban dan membekap mulut serta menutup mata korban dengan lakban.
Pria asal Medan yang sehari-hari menyamar sebagai sopir angkot tersebut dikenal sangat sadis. Dalam perampokan di Pulomas yang mengiris hati itu, Ramlan bertindak sebagai kapten yang mengendalikan situasi, termasuk memaksa pembantu menunjukkan kamar Dodi, pengusaha properti kaya raya itu.
Dari informasi yang dihimpun, komplotan Ramlan adalah spesialis merampok perhiasan. Wajahnya dikenal dengan baik oleh sejumlah residivis kasus serupa, sehingga tak sulit bagi polisi untuk memburunya ketika wajahnya tertangkap kamera CCTV.
Wajah dan gerak-gerik Ramlan cs sudah terekam sejak mereka masuh gerbang rumah mewah itu. Di ruang tengah, aksi mereka juga jelas terekam. Ramlan begitu dingin memimpin komplotan bengisnya, meskipun dengan tubuh cukup kecil dan kaki pincang.
Kiprah Ramlan berhenti untuk selamanya menyusul aksi bejatnya kali ini, yang menewaskan sedikitnya 6 orang. Mereka adalah adalah Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), dan Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga. Mereka disekap di kamar mandi berukuran 1,5 meter kali 1,5 meter persegi.
Sementara itu, Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi, Santi (22), Fitriani, dan Windy. Lima korban selamat ini pasti mengalami trauma yang tak terlupa sepanjang mereka masih bisa bernapas.
Terlepas ada motif lain di balik sekadar perampokan, Ramlan akhirnya harus meregang nyawa, membayar dosa yang dilakukannya. Dia kehabisan darah akibat peluru dari bedil polisi yang menancap dan menguras darahnya.